Kasus Kebakaran di Banjarmasin Dilaporkan Turun

Banjarmasin, IDN Times - Sepanjang tahun 2024, jumlah kasus kebakaran di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berhasil turun signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 239 kasus pada 2023, angka kebakaran turun menjadi 137 kasus, atau berkurang sebanyak 102 insiden.
Meski demikian, jumlah kasus tersebut masih terbilang tinggi, sehingga Pemerintah Kota Banjarmasin terus menggencarkan upaya sosialisasi dan pencegahan.
“Dari 239 menjadi 137 kasus, ini sudah menunjukkan penurunan yang signifikan,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan Kota Banjarmasin, Hendro, Sabtu (18/1/2025).
Namun, ia menegaskan bahwa kebakaran tetaplah musibah yang harus terus diminimalisasi. “Kami akan terus berupaya agar kasus kebakaran bisa ditekan hingga nol. Jika itu tercapai, artinya masyarakat sudah lebih paham tentang pentingnya pencegahan,” tambahnya.
1. Kelalaian warga jadi pemicu utama

Hendro mengungkapkan, sekitar 70 persen kasus kebakaran di Banjarmasin disebabkan oleh kelalaian warga, seperti penggunaan alat kelistrikan yang tidak sesuai standar atau lupa mematikan sumber api.
“Kebakaran ini mayoritas dipicu oleh kelalaian. Banyak alat kelistrikan yang sudah kadaluarsa atau tidak memenuhi standar, dan ini menjadi penyebab utama,” jelasnya.
Dari data yang ada, kasus kebakaran tersebar di seluruh kecamatan di Banjarmasin. Kecamatan Banjarmasin Barat menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yaitu 36 insiden, disusul Kecamatan Banjarmasin Tengah dengan 34 kasus. Sisanya tersebar di tiga kecamatan lainnya.
2. APAR jadi solusi efektif

Untuk mengatasi kebakaran skala kecil, Hendro menekankan pentingnya kepemilikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) oleh warga. Menurutnya, APAR merupakan alat yang efektif dan mudah digunakan untuk mencegah api menjalar lebih luas.
“Satu rumah satu APAR, atau minimal satu RT memiliki lima APAR, sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Banjarmasin tentang pemadam kebakaran,” tegas Hendro.
Ia meyakini, dengan keberadaan APAR di setiap rumah atau lingkungan, respons terhadap kebakaran akan lebih cepat, sehingga potensi kerugian bisa diminimalkan.
3. Sosialisasi pencegahan kebakaran

Untuk memastikan penggunaan APAR dipahami masyarakat, Dinas Pemadam Kebakaran rutin mengadakan sosialisasi. Bahkan, pihaknya siap mengunjungi rumah-rumah warga untuk memberikan pelatihan langsung.
“Kami siap mengedukasi warga tentang cara menggunakan APAR, agar alat ini bisa dimanfaatkan dengan maksimal,” pungkasnya.
Upaya ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan tanggap terhadap pencegahan kebakaran, sehingga kasus kebakaran di Kota Seribu Sungai dapat terus berkurang dari tahun ke tahun.