Millenials Banjarmasin Miliki Pandangan Kritis untuk Kandidat Pilpres

Pemuda kompak ingin perubahan dan pemerataan

Banjarmasin, IDN Times - Para millennials di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) memiliki cara pandang sendiri dalam menentukan politiknya dan sekaligus menyukseskan pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. 

Seperti yang diketahui, suara millennials dianggap penting pada Pemilu 2024 mendatang. 

Di samping itu, millennials ternyata tak bisa dipandang sebelah mata, dengan kemajuan teknologi mereka kini lebih mudah untuk mendapatkan informasi apa pun termasuk pemahaman politik. Kaum muda ini pun sudah banyak belajar, kandidat mana yang paling bisa mewakili aspirasinya.

1. Ketiga kandidat dinilai sudah menunjukkan selera pemuda

Millenials Banjarmasin Miliki Pandangan Kritis untuk Kandidat PilpresBagus Setiawan

Seperti yang disampaikan Bagus Setiawan (23), pemuda asal Banjarmasin ini berkata, bahwa semua pasangan capres dan cawapres sudah menunjukkan antusiasme dalam mempresentasikan suara pemuda. 

Ketiga pasangan calon, sejauh ini dilihatnya bisa menunjukkan tren baik dalam memfasilitasi kehendak anak muda. Seperti Anies Baswedan yang telah meluncurkan platform bernama "Bawa Ide" di mana anak muda dari penjuru Nusantara dikumpulkan dan diberikan ruang berbagi gagasan.

Selanjutnya Ganjar dengan "Lapak Ganjar" mendorong mode marketing baru, yang sangat membantu ekonomi kreatif yang dikelola anak muda.

Dan yang terakhir Prabowo dengan terobosan kemudahan bagi anak muda untuk ikut terlibat dalam menjaga pertahanan bangsa dan negara dan pendampingnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai salah satu pemimpin muda di Indonesia selalu memberi corak tersendiri.

"Saya lihat semua kandidat Presiden dan wakil presiden sudah menunjukkan selera para pemuda. Pak Anies, Ganjar dan Prabowo," kata Wakil Koordinator Wilayah Forum Demokrasi Millennials Kalsel. 

Bagus pun menyampaikan, bahwa aksesibilitas dan pendampingan untuk UMKM dan industri kreatif menurutnya adalah salah satu program yang paling dekat dengan anak muda. Tren ini terbukti menjamurnya online shop yang didominasi oleh anak-anak muda.

Selain  itu juga dukungan terhadap industri esport sebagai olahraga prestasi juga menjadi salah satu keberpihakan pemerintah kepada anak muda. Yang mana kita tahu esport digandrungi banyak dari kalangan anak muda. 

"Anak muda adalah agen yang dinamis dan penuh kejutan. Tentu perlu kebijakan yang memiliki fleksibilitas yang mampu mengimbangi perubahan-perubahan yang terjadi. Mereka wajib dilibatkan lebih dalam lagi dalam segala sektor, sehingga kontribusinya akan memberikan warna yang berarti," bebernya.

Baca Juga: ASN di Banjarmasin Kompak dan Bangga Berpakaian ala Santri

2. Ruang pemuda masih belum maksimal

Millenials Banjarmasin Miliki Pandangan Kritis untuk Kandidat PilpresStephanie

Kemudian Stephanie, pemudi yang aktif dalam PSI di Kalsel ini kerap menyuarakan hak kepemudaan. Katanya, bahwa semua paslon memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun semuanya harus membawa kebijakan yang meregulasi setiap aspek.

Komposisi anak muda tentu paling representatif namun tidak serta merta bisa menjawab semua aspirasi orang muda, sebab pasti berproses.

Ia pun menilai, sejauh ini pemerintah dalam memberi ruang keberpihakan anak muda pun belum maksimal, contoh kasus, banyak muda lulusan sarjana yang masih mencari pekerjaan.

Sebaliknya, lapangan pekerjaan banyak namun SDM-nya belum siap.

"Peran intervensi pemerintah untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada orang muda harus jelas. geliat UMKM dan pelaku usaha bisnis dengan platfom online belum ada regulasi jelas, bagaimana seharusnya untuk win win solution," ujarnya.

Negara harus mengedepankan kesejahteraan, pendidikan, kesehatan dan  kesempatan yang merata di Indonesia, tidak hanya Java Centris tapi bisa semua daerah merasakan pembangunan dalam segala aspek.

Stephanie melihat, bahwa anak muda sekarang sudah cukup kritis dan mulai tidak alergi dengan politik. Baginya itu sebuah kesempatan besar,  agar yang muda bisa mendapatkan akses seluas luasnya mengerti bahkan menyukai politik dan dilibatkan di dalamnya.

Ia pun memiliki cara agar politik disukai yang muda, yakni pengenalan politik dengan kemasan yang kasual, menarik, santai dengan narasi yang membangun dan relate.

"Kita muda simple dan idealis, cukup tunjukan dengan kerja nyata bukan dengan kata. Buah manis akan dikenal dari pohonnya yang sehat makanya berbuah dulu (prestasi ) tidak usah dipaksa suruh pilih mereka dengan rela hati akan pilih," katanya.

3. Pemuda harus melek politik untuk perubahan

Millenials Banjarmasin Miliki Pandangan Kritis untuk Kandidat PilpresFery Hidayat

Dikatakan Fery Hidayat, mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin secara gamblang menyampaikan bahwa dari ketiga calon, Hanya Anis-Muhaimin dan Prabowo-Gibran yang memungkinkan bisa menjadi representasinya.

Dari dua itu, ia penasaran bagaimana visi dan misinya, sebab, hingga sejauh ini diskusi dan apa yang disampaikan kedua pasangan jauh lebih kritis dalam mengamati dinamika politik saat ini.

"Ketiga pasang calon tentunya memiliki rekam jejak yang bagus dan munkin masing-masing generasi muda, memiliki seleranya masing-masing," ucapnya.

Ia melanjutkan, sebagian besar masyarakat Indonesia dan para generasi muda menginginkan perubahan, yang tidak dibayangi lagi oleh partai yang telah berkuasa 10 tahun.

Sejauh ini bagaimana kebijakan pemerintah apa sudah berpihak kepada millennials anak muda.

Ia berharap, anak muda yang selama ini  acuh tak acuh dengan berbagai kebijakan pemerintah dan politik, sudah saatnya bangkit dan melek politik.

Jangan sampai hanya segelintir yang memahami dan berani angkat bicara, apalagi yang hanya di belakang sekadar ikut-ikutan dan mendadak ingin terlibat. Tentunya sebagai seorang warga negara Indonesia, tentunya harapannya Indonesia bisa segera menjadi negara maju.

Baca Juga: ASN di Banjarmasin Kompak dan Bangga Berpakaian ala Santri

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya