Suhu Panas Ekstrem Masih Menerpa Kota Banjarmasin

Masyarakat diminta kurangi aktivitas di luar rumah

Banjarmasin, IDN Times - Suhu panas ekstrem di Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) berdampak signifikan pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak mendesak.

Di Kota "Seribu Sungai" dan sekitarnya, musim kemarau kali ini masih diselingi oleh hujan. Dalam pekan ini, hujan dengan intensitas rendah sudah terjadi tiga kali. Namun, suhu panas dan pengap tetap dirasakan oleh warga, baik siang maupun malam.

1. Wali Kota Banjarmasin ungkapkan kekhawatiran

Suhu Panas Ekstrem Masih Menerpa Kota BanjarmasinTugu Adipura dan aktivitas warga di Kota Banjarmasin.

Wali Kota Ibnu Sina mengungkapkan bahwa meskipun panas ekstrem terjadi, dampaknya di Banjarmasin tidak terlalu parah. Namun, ia khawatir terhadap potensi kebakaran lahan di wilayah sekitar.

"Penghijauan di kota membantu mengurangi dampak panas, tetapi perawatan tanaman perlu ditingkatkan, termasuk penyiraman yang rutin," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. "Cuaca panas yang ekstrem dapat memicu berbagai masalah kesehatan," tambahnya.

Baca Juga: Pria di Banjarmasin Tega Menggauli Anak Kandung Sendiri

2. Panas ekstrem masih berlangsung

Suhu Panas Ekstrem Masih Menerpa Kota BanjarmasinWali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina

Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarmasin, Husni Thamrin, menyatakan bahwa panas ekstrem ini diprediksi akan berlangsung hingga bulan September. Meskipun banyak lahan tidur di Banjarmasin mengering, kemarau tahun ini tidak separah tahun 2023, karena dapat dikategorikan sebagai kemarau basah.

"Meski suhu panas, hujan masih membasahi perkotaan. Hingga saat ini, belum ada laporan kebakaran lahan, dan kondisi tetap stabil," ucapnya.

3. Kualitas air masih terjaga

Suhu Panas Ekstrem Masih Menerpa Kota BanjarmasinSungai Martapura di Banjarmasin

Kemarau ini juga menyebabkan terjadinya intrusi air laut di sungai Banjarmasin, yang berpotensi mengurangi kualitas air minum. Namun, Direktur Utama PAM Bandarmasih, Muhammad Ahdiat, menjelaskan bahwa pasokan air baku masih aman.

Menurutnya, pengecekan rutin menunjukkan bahwa kadar garam di sungai belum mempengaruhi kualitas air baku. "Hasil pengecekan terakhir mencatat kadar garam di angka 228 Ppm, masih di bawah standar baku mutu 250 Ppm. Kami akan terus memantau intrusi air laut untuk mencegah dampak buruk," katanya.

Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan selama menghadapi suhu panas ekstrem ini.

Baca Juga: Gerakan Masyarakat di Banjarmasin dalam Melawan Praktik Politik Uang 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya