Tradisi "Baayun Maulid" yang Keasriannya Dijaga Warga Banjarmasin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banjarmasin, IDN Times - Ratusan warga Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) berpartisipasi meramaikan pegelaran tradisi budaya Suku Banjar "Baayun Maulid" di halaman Masjid Sultan Suriansyah, Rabu (27/9/2023).
Tradisi Baayun Maulid merupakan warisan budaya Banjar yang digelar Pemerintah Kota Banjarmasin setiap bulan Rabiul awal atau bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Momentum Baayun Maulid dimanfaatkan warga muslim di Banjarmasin untuk mengambil keberkahan atas kelahiran nabi terakhir umat Islam di dunia.
1. Keasrian budaya Baayun Maulid
Kabid Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Banjarmasin Zulfaisal menyatakan, tradisi Baayun Maulid masih terjaga keasriannya.
Keasrian tradisi ini dapat dilihat ayunan dengan kain kuning, kemudian diberi hiasan dari daun kelapa kering dan hiasan lainnya untuk penampilan masing-masing peserta. Karena setiap peserta berbeda-beda penampilannya sesuai dengan ekonomi.
Tak tertinggal lantunan selawat Nabi Muhammad SAW menjadi hal yang wajib dalam tradisi itu agar mendapat syafaat Rasulullah.
"Ya tradisi ini kita jaga seperti ayunan kain kuning dan tapih, kemudian beras ketan, telur dan wadai (kue) menjadi pertunjukan setiap peserta," ucapnya.
Baca Juga: HUT Banjarmasin Dihibur Jukung Hias Tanglong dan Salma Idol
2. Munajat peserta di momentum Baayun Maulid
Peserta Baayun Maulid itu diikuti semua kalangan usia, mulai bayi hingga renta berjumlah 497 sesuai jumlah hari jadi Kota Banjarmasin. Adapun peserta paling muda adalah bayi berusia 14 hari, sedangkan peserta yang paling tua berusia 96 tahun.
Mereka yang berpartisipasi memiliki hajat misalnya minta kesembuhan penyakit yang diderita, kemudian awet muda, dan hajat lainnya agar dikabulkan Allah SWT.
"Peserta ada 497 yang paling muda berusia 14 hari yang tua 96 tahun. Pada intinya acara ini meminta syafaat Rasulullah Saw," ucapnya.
3. Doa Wali Kota Banjarmasin bisa lebih dikenal melalui kebudayaannya
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina berharap acara ini bermanfaat bahwa anak-anak generasi Islam bisa lebih mengenal Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Saat diayun anak-anak dibacakan selawat, zikir, dan doa.
"Semoga karena itu bisa tumbuh menjadi anak yang saleh dan salekah. Saya harap berharap tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun itu terus dilestarikan. Tradisi ini juga dapat menjadi daya tarik wisata yang berkunjung ke Banjarmasin.
"Masuknya tradisi ini dalam kalender event bisa menjadi kesempatan para wisatawan dan para pengunjung untuk bisa menyaksikan dan menikmati suasana maulid dengan tradisi yang ada," akhirnya.
4. Hayatun bermunajat kecerdasan anaknya
Dalam kesempatan itu, Hayatun Nufus, salah satu peserta yang mengikutkan anaknya bernama Naila Alzahra (26 bulan) menyambut baik gelaran Baayun Maulid yang rutin diikutinya setiap tahun.
Ia berharap dengan ini apa yang dihajatkan dikabulkan Allah SWT dan mendapat syafaat Rasulullah. Hayatun mengaku berhajat untuk anaknya agar diberikan kecerdasan dan kesehatan.
"Semoga anak saya diberi kecerdasan dan kesehatan, amin," katanya.
Baca Juga: Akhirnya! Banjarmasin Miliki Rumah Kemasan