Warga Banjarmasin Peroleh Jatah Rp10 Ribu untuk Antisipasi Stunting

Cerita kader posyandu yang rela rogoh kantong demi stunting

Banjarmasin, IDN Times - Penekanan stunting di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memberikan makanan pendamping yang dianggarkan kurang lebih Rp10 ribu per sekali makan.

Pertanyaannya, cukup tidakkah anggaran Rp10 ribu untuk memenuhi gizi yang diharapkan dapat mencegah kasus stunting yang diberikan kepada ibu hamil dan balita. Sementara itu penekanan stunting sendiri dianggarkan cukup besar yakni Rp3,5 miliar di Dinas BKKBN Banjarmasin. 

Selain itu juga di Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin lebih tinggi yakni Rp5,5 miliar.

1. Posyandu olah makanan bergizi Rp10 ribu per bungkus

Warga Banjarmasin Peroleh Jatah Rp10 Ribu untuk Antisipasi StuntingMakanan pendamping cegah stunting senilai Rp 10 ribu di Banjarmasin.

Kader Posyandu Kelurahan Sungai Miai Banjarmasin Utara Aguslina mengatakan, pihaknya memperoleh distribusi anggaran penanganan stunting sebesar Rp1.962.500. Uang sebesar itu nantinya dipergunakan untuk pengolahan makanan selama hari kepada 37 ibu menyusui dan balita. 

Penanganan stunting ini dilaksanakan selama 20 hari ke depan dan berjalan 10 hari. 

Ia menghitung, penerima makanan pendamping itu mendapat jatah Rp10 ribu. Meskipun itu ia maksimalkan agar makanan yang diberikan memenuhi gizi sesuai yang diharapkan.

"Porsi 10 ribu itu, isinya ada nasi, ikan, telur, sayur,  buah pepaya. Satu bulan kami diberi  jatah memasak 20 hari, nah ini sudah jalan 10 hari. Kalau 5 harinya saya di transfer Rp1.962.500 oleh Pemkot Banjarmasin," katanya.

Baca Juga: Realisasi Penyaluran KUR di Banjarmasin Tertinggi di Kalsel

2. Antar makanan stunting, rogoh duit pribadi

Warga Banjarmasin Peroleh Jatah Rp10 Ribu untuk Antisipasi StuntingAktivitas tranportasi di Kota Banjarmasin.

Ditanya bagaimana tentang operasional kader Posyandu? Agus menyampaikan bahwa pihaknya tidak mendapatkan biaya lainnya termasuk kebutuhan transportasi. Karena alasan kemanusiaan ia rela merogoh kantong sendiri untuk biaya tranportasi pengantaran makanan tersebut.

Mengapa itu dilakukan, karena tak semua penerima makanan mengambil sendiri ke posyandu, dengan berbagai alasan.

"Kita hanya diberi uang untuk mencukupkan membagi makanan yang kita masak. Untuk biaya transpor pakai uang sendiri," ucapnya.

3. DPPKBPM anggarkan Rp3,5 miliar untuk penanganan stunting

Warga Banjarmasin Peroleh Jatah Rp10 Ribu untuk Antisipasi StuntingKepala Dinas DPPKBPM Banjarmasin, Helfian Noor.

Transferan yang diterima Kader Posyandu itu beda cerita dengan apa yang disampaikan, Helfian Noor, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Kota Banjarmasin.

Kata Helfi, bahwa pihaknya rutin memberikan dana pendamping stunting senilai Rp500 ribu kepada 394 posyandu setiap bulannya.

Uang itu dikelola posyandu untuk diolah masakan yang bergizi atau makanan yang telah mendapat rekomendasi dari ahli gizi.

Dana itu sebelumnya hanya mendapat Rp200 ribu saja hingga meningkat menjadi Rp500 ribu setelah memperoleh dukungan Wali Kota Banjarmasin. 

Ditanya bagaimana data kasus stunting tahun 2023, Helfi menyampaikan bahwa kasus stunting masih proses perhitungan oleh pemerintah pusat.

Ia optimis, dengan sinergi antar SKPD dan masyarakat dalam mencegah kasus stunting itu tercapai sesuai target yakni turun dari 22 menjadi 14 persen. Apalagi ini juga ditambah dengan adanya gerakan baru bernama aparatur sipil negara (ASN) peduli  stunting.

"Kita optimis dan anggaran 3,5 miliar itu cukup tangani stunting. Semoga saja tahun depan capai sesuai target pusat," katanya.

4. Dinkes Banjarmasin siapkan Rp5,5 miliar untuk stunting

Warga Banjarmasin Peroleh Jatah Rp10 Ribu untuk Antisipasi StuntingKadis Kesehatan Kota Banjarmasin, Dr Tabiun Huda.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tabiun Huda mengatakan, pihaknya telah menggunakan anggaran untuk penanganan stunting di Banjarmasin Tahun 2023 sebesar Rp5,5 miliar.

Duit itu diperuntukkan untuk berbagai kegiatan, misalnya untuk biaya penyuluhan, sosialisasi kepada ibu hamil. 

Kemudian memberikan makanan bergizi termasuk sekaligus edukasinya, agar warga bisa menyajikan makanan bergizi yang menyesuaikan dengan ekonominya.

Baca Juga: Penanganan Stunting di Banjarmasin Telan Duit Rp5,5 Miliar

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya