Bank Indonesia: Pertumbuhan Bisnis Perumahan di Balikpapan Melambat 

Awal tahun diperkirakan stagnan

Balikpapan, IDN Times - Pertumbuhan bisnis properti di sektor perumahan di Kota Balikpapan tercatat masih melambat. Hal itu terlihat berdasarkan hasil koreksi terhadap pertumbuhan harga properti di sektor perumahan yang tumbuh terbatas hingga triwulan keempat di tahun 2019.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kota Balikpapan Bimo Apriyanto mengatakan berdasarkan hasil  Survei Harga Properti Residensial (SHPR), pertumbuhan harga properti di tahun 2020 ini mengalami perlambatan sebagai dampak dari tahun sebelumnya.

"Diperkirakan tahun 2020 ini, harga rumah masih mengalami pertumbuhan secara terbatas, sehingga pertumbuhannya diperkirakan akan stagnan," kata Bimo dalam siaran persnya, Jumat (6/3).

1. Pertumbuhan harga lebih rendah dari tahun sebelumnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Bisnis Perumahan di Balikpapan Melambat breakingnews.co.id/Istimewa

Berdasarkan hasil  Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia di tahun 2019, pertumbuhan harga properti residensial atau hunian perumahan di Kota Balikpapan tumbuh terbatas pada triwulan keempat tahun 2019. 

Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan IV 2019 tumbuh 0,01% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (0,29-qtq). Bimo menjelaskan perlambatan IHPR pada periode ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan indeks harga untuk rumah tipe kecil dan rumah tipe sedang. 

Sementara IHPR untuk rumah tipe menengah tumbuh positif paska terkontraksi pada triwulan sebelumnya.

"Pertumbuhan harga untuk perumahan skala kecil dan sedang masih melambat, namun untuk sektor menengah sudah mulai tumbuh positif," ujarnya

Baca Juga: Santunan Dana 6 Anak Yatim Piatu di Balikpapan Bertambah Rp531 Juta

2. Dipengaruhi penurunan KPR

Bank Indonesia: Pertumbuhan Bisnis Perumahan di Balikpapan Melambat Unsplash.com/Breno Assis

Secara tahunan, IHPR pada triwulan keempat 2019 juga lebih rendah dibandingkan triwulan ketiga 2019, dari 0,83% (yoy) menjadi 0,52% (yoy).

Di tengah kenaikan indeks harga yang terbatas, penjualan properti residensial pada triwulan keempat 2019 tumbuh positif sebesar 28,45% (qtq), setelah sebelumnya terkontraksi sebesar -63,06% (qtq) pada triwulan ketiga 2019. Sedangkan, ditinjau secara tahunan, penjualan properti residensial terkontraksi sebesar -62,28% (yoy). 

Penurunan secara tahunan tersebut sejalan dengan menurunnya kredit kepemilikan rumah (KPR), tercermin dari pertumbuhan KPR di Kota Balikpapan pada triwulan IV-2019 tercatat sebesar -0,65% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan triwulan ketiga 2019 yang sebesar 0,37% (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi yang masih melambat, dipengaruhi oleh menurunnya nilai kredit KPR di Kota Balikpapan," jelasnya.

3. Pada 2020, pertumbuhan properti perumahan diperkirakan stagnan

Bank Indonesia: Pertumbuhan Bisnis Perumahan di Balikpapan Melambat ilustrasi perumahan (Dok.Kementerian PUPR)

Bimo menjelaskan memasuki awal tahun, IHPR Kota Balikpapan diperkirakan masih relatif belum tumbuh pada triwulan pertama 2010. Hal ini tercermin dari perkiraan IHPR triwulan I-2020 yang tercatat sebesar 0% (qtq), relatif stagnan dibandingkan 0,01% (qtq) pada triwulan IV-2019. 

Stagnasi kenaikan harga properti residensial ini akan dialami pada semua tipe rumah yang tercermin dari perkiraan pertumbuhan IHPR triwulan pertama 2020 masing-masing tipe rumah yang sebesar 0% (qtq). Sedangkan secara tahunan, harga properti residensial juga diperkirakan tumbuh terbatas dari 0,52% (yoy) menjadi 0,34% (yoy) pada triwulan pertama 2020. 

Baca Juga: USBN SD Resmi Dihapus, Begini Penjelasan Disdikbud Balikpapan

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya