Usaha Kos-kosan Tersendat, Pemasukan Berkurang Drastis 

Pengeluaran dihemat, sempat diisi para pekerja proyek

Balikpapan, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang melanda saat ini, tentu berdampak ke beberapa usaha. Salah satunya seperti yang dirasakan pelaku usaha rumah kos-kosan.

Sejak awal pandemik di tahun 2020 hingga saat ini, banyak kebijakan yang sudah diterapkan. Akibat dari kebijakan tersebut membuat beberapa usaha rumah kos-kosan harus merasakan 'sakitnya'.

Jengky, pemilik kos-kosan Az-Zahro, yang berada di Jalan MT Haryono, Tumaritis RT 42, Balikpapan Utara Kalimantan Timur (Kaltim), menuturkan, kos-kosan miliknya sempat down karena keputusan pemerintah. Mulai dari anak sekolah sampai perguruan tinggi diminta belajar daring di rumah.

"Sempat down, kebetulan saya punya 10 kamar dan saat ramai kasus corona di bulan Agustus, kamar yang terisi hanya dua," kata dia, saat dihubungi oleh IDN Times, Jumat (19/2/2021).

1. Pemasukan dari kos-kosan menurun

Usaha Kos-kosan Tersendat, Pemasukan Berkurang Drastis Kamar kosan (istimewa)

Akibatnya, lanjut Jengky, berimbas pada pemasukan keluarga. Diperkirakan kerugian yang pernah ia alami mencapai 70 persen, karena hanya ada dua kamar tersebut yang terisi.

Dirinya mengatakan, hanya bisa pasrah karena hanya dari kos-kosan tersebut menjadi andalan keluarganya. 

"Terpaksa kami "ikat perut", dengan menghemat pengeluaran," ucapnya.

Untung saja, biaya pengeluaran juga dapat ditekan saat tidak ada yang mengisi kamar-kamar tersebut.

"Jadi kami pengeluaran air, listrik, juga berkurang karena tidak ada yang isi kamar itu," terangnya.

Baca Juga: Tak Mampu Bertahan, Sejumlah Hotel di Kaltim Dilego karena COVID-19

2. Sempat digunakan sebagai kos-kosan pekerja proyek

Usaha Kos-kosan Tersendat, Pemasukan Berkurang Drastis ilustrasi/ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Saat keadaan mulai berjalan seperti biasa, jika sebelumnya diisi oleh pekerja dan mahasiswa, Jengky membuka kesempatan untuk para pekerja yang mengisi kamar-kamar kos itu.

Kebetulan saat itu, juga ada pengerjaan proyek di dekat RSKD Balikpapan, yang membuat para pekerjanya harus mencari tempat tinggal di dekat proyek tersebut.

Akhirnya peluang kembali terbuka, untuk menjalankan usaha kos-kosannya yang sempat "mati suri".

"Sempat ada pekerja proyek yang isi. Karena kosong  dan tentu juga jadi peluang untuk kami," jelasnya.

3. Usaha kos-kosan berjalan seperti biasa

Usaha Kos-kosan Tersendat, Pemasukan Berkurang Drastis Ilustrasi Pers Mahasiswa (IDN Times/Mardya Shakti)

Berbeda dengan Mustaqim, pemilik kos-kosan untuk mahasiswa yang tak jauh dari kampus Institut Teknologi Kalimantan (ITK), tepatnya di KM 11, Balikpapan Utara. Sejauh ini, usaha kos-kosannya tak pernah ditinggal lama oleh para mahasiswa, karena yang tinggal di sana adalah anak-anak perantauan.

Jadi ia mengatakan, usaha miliknya tersebut tetap berjalan seperti biasa.

"Jalan seperti biasa, ada yang tinggal walau kadang ditinggal pulang, tapi ya balik lagi mereka," ujarnya.

Di sisi lain, ia juga tak ambil pusing dengan aktivitas kos-kosannya. Karena selama ini, ia tak mengandalkan pemasukan dari sana.

"Ya sebenarnya kos-kosan ini bukan yang utama juga. Jadi untuk anak-anak kadang malah saya kasih keringanan," ucapnya.

Keringanan yang dimaksud Mustaqim, yakni memberi keringanan pembayaran kepada penghuni kos. Jika tak berada di tempat, tak perlu membayar penggunaan fasilitas.

"Saya paham saja, karena tidak semua dari mereka yang bisa (membayar). Terlebih masa pandemik begini," ujarnya. 

Baca Juga: KPU Balikpapan, Tetapkan Pasangan Rahmad Mas'ud-Thohari Aziz 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya