Breeder Kucing di Pontianak Lesu karena Pengaruh Over Populasi

Penjualan makanan dan aksesoris meningkat

Pontianak, IDN Times - Kucing memang salah satu hewan peliharaan yang cukup menggemaskan, tak jarang orang-orang rela menghabiskan uang demi perawatan, hingga memenuhi stok makanannya.

Terlebih saat ini banyak kucing dijadikan publik figur karena punya kelebihan atau kemampuan yang berbeda dari kucing lain. Tak jarang kucing-kucing tersebut dijadikan konten di media sosial oleh ownernya, dan mendapat pujian positif.

Di Kalimantan Barat (Kalbar) ada petshop yang menyajikan berbagai perawatan anabul. Salah satunya Bonafide Petshop yang berada di Jalan Sungai Raya Dalam (Serdam), Kabupaten Kubu Raya menyediakan berbagai jenis perawatan kucing, makanan kucing, hingga open adopsi kucing dan anjing.

”Kalau usahanya sih dari tahun 2014 aku dari awal memang suka pelihara kucing, lalu juga belajar cara grooming ada pelatihannya,” kata Megawati, Owner Bonafide Petshop, Sabtu (16/3/2024).

1. Penjualan makanan dan aksesoris meningkat

Breeder Kucing di Pontianak Lesu karena Pengaruh Over PopulasiPenjualan makanan hingga aksesoris kucing meningkat karena kebutuhan sehari-hari. (IDN Times/Teri).

Megawati menceritakan usahanya menjual berbagai jenis makanan kucing terus meningkat, karena menurutnya makanan kucing atau anjing sama seperti kebutuhan manusia.

“Sama seperti manusia, jadi makanan kucing ini kan terus dicari jadi memang meningkat terus penjualan makanan di sini,” ucap Mega.

Makanan yang dijualnya ada yang dari produksi Indonesia dan ada juga yang impor, Mega mengatakan, semua makanan kucing yang dia jual melalui jalur resmi sesuai dengan prosedurnya.

“Kalau makanan kita ada yang premium juga itu dari impor, ada juga yang dari Indonesia jadi macam-macam. Semuanya kita beli melalui prosedur yang aman dan legal,” sebutnya.

Meningkatnya penjualan makanan hingga aksesoris kucing bukan karena fenomena cat influencer, Mega mengatakan, kebutuhan makanan ini memang sudah seperti kebutuhan primer.

Baca Juga: Banyak Potensi Kerja Sama, Pontianak Siap Kolaborasi Wujudkan IKN

2. Breeder kucing di Pontianak lesu karena over populasi

Breeder Kucing di Pontianak Lesu karena Pengaruh Over PopulasiOwner Bonafide Petshop, Mega mengembang biak kan kucing yang diambil dari Pulau Jawa. (IDN Times/Teri).

Tak hanya menyajikan berbagai jenis makanan, perawatan grooming, hotel kucing, Mega juga sebagai breeder kucing mengatakan para pengadopsi kucing saat ini mulai lesu.

“Kalau sekarang ini menurun yang adopsi, waktu pandemi itu ramai karena mungkin kucing ini jadi teman di rumah. Setelah pandemik ini menurun mungkin aku rasa karena udah over populasi,” kata Mega.

Saat ini, Mega memiliki kurang lebih 20 jenis kucing ras mulai dari persia, british shorthair, pedigree, dan lain sebagainya. Dulunya, Mega bisa mengembangbiakkan hingga 40 kucing.

Dulunya, Mega juga rutin ikut kumpul bersama komunitas kucing di Pontianak, hingga kontes-kontes kucing yang diselenggarakan. Mega juga sering mengikutsertakan kucing peliharaannya dalam kontes.

“Kucing saya juga sudah pernah banyak menang kontes, ada berbagai macam kontes yang dimenangkan,” paparnya.

3. Dokter hewan sebut over populasi harus diantisipasi

Breeder Kucing di Pontianak Lesu karena Pengaruh Over PopulasiAda puluhan kucing yang dipelihara Mega. (IDN Times/Teri).

Sementara itu, Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Perkebunan dan Peternakan Prov Kalbar, drh Banter Wahyudi mengatakan, sampai saat ini belum ada penelitian kaitannya cat influencer dengan peningkatan atau menurunkan populasi kucing.

“Meskipun ada kemungkinan dengan maraknya cat influencer akan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk memelihara kucing. Akan tetapi permasalahan over populasi kucing atau hewan kesayangan lainnya juga harus diantisipasi,” kata Banter.

Banter menyebutkan, karena dengan populasi kucing yang berlebihan dapat menimbulkan permasalahan baik kesehatan maupun kesejahteraan dari hewannya.

4. Cat influencer bisa jadi ujung tombak edukasi

Breeder Kucing di Pontianak Lesu karena Pengaruh Over PopulasiKucing di Bonafide Petshop Pontianak. (IDN Times/Teri).

Namun dengan munculnya cat influencer bisa menjadi ujung tombak untuk melakukan edukasi pada masyarakat terkait bagaimana memelihara hewan kesayangan yang bertanggung jawab sehingga terjamin kesehatan dan kesejahteraanya.

“Dengan pemeliharaan hewan yang bertanggung jawab akan dapat mencegah terjadinya over populasi pada kucing atau hewan kesayangan lainnya. Jika populasi terkontrol maka pengendalian penyakit seperti rabies akan lebih mudah,” paparnya.

Fenomena cat influencer, kata Banter, selama ini masih sebatas pemanfaatan hewan kesayangan sebagai influencer. Hal ini sejalan dengan penggunaan media sosial yang sangat masif di berbagai bidang.

“Yang harus diperhatikan tentu jangan sampai fenomena ini mengakibatkan penambahan populasi tanpa diimbangi dengan pemahaman cara pemeliharaan hewan yang bertanggung jawab. Karena over populasi kucing tentu akan menggagngu keseimbangan ekosistem atau lingkungan. Hal ini terutama terjadi pada kucing yang liar atau diliarkan,” jelasnya.

Keseimbangan ekosistem akan berkaitan dengan kemungkinan kejadian penyakit hewan. Tetapi, kata Banter, sepanjang semua pemilik atau penggemar hewan kesayangan melakukan peemliharaan secara bertanggung jawab akan dapat mengurangi dampak kemungkinan over populasi.

5. Animal Welfare harus jadi pedoman pemilik kucing

Breeder Kucing di Pontianak Lesu karena Pengaruh Over PopulasiOwner Bonafide Petshop sedang bermain dengan kucing peliharaannya. (IDN Times/Teri).

Banter mengatakan, animal welfare atau kesejahteraan hewan Menurut UU No 18 tahun 2009 adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan, dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.

“Prinsip animal welfare harus menjadi pedoman bagi setiap pecinta dan pemilik hewan kesayangan. Ada 5 kebebasan yang harus dipedomani pemilik hewan yaitu hewan harus bebas dari kelaparan dan kehausan, bebas dari ketidak nyamanan, bebas dari rasa sakit dan penyakit, bebas untuk mengekspresikan perilaku alaminya dan bebas dari kekhawatiran dan stres,” tukasnya.

Baca Juga: Harga Pangan di Pontianak Mulai Naik Jelang Ramadan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya