Kisah Veteran di Pontianak, Pernah Ikut dalam Pembebasan Irian Barat

Jalan kaki 21 kilometer untuk mendaftar angkatan laut

Pontianak, IDN Times - Kemerdekaan Indonesia tak terlepas dari perjuangan-perjuangan para veteran yang pernah bertugas di masa-masa silam. Mereka bergerilya menjaga Indonesia dengan sepenuh hati.

Salah satu veteran atau pelaku sejarah yang terlibat langsung dengan peristiwa Trikora (pembebasan Irian Barat) dan Dwikora (Konfrontasi dengan Malaysia) adalah D.S. Mattalim. Veteran berusia 85 tahun ini juga menjabat sebagai Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Pontianak.

Mattalim masuk Angkatan Laut di tahun 1961, setelah keluar dari pendidikan, dirinya langsung dibagi tugas untuk merebut Irian Barat pada waktu itu. Berikut perjuangan, dan pengalaman Mattalim semasa mengabdi.

1. Jalan kaki 21 kilomwter untuk daftar angkatan laut

Kisah Veteran di Pontianak, Pernah Ikut dalam Pembebasan Irian BaratMattalim saat menceritakan kisahnya saat bertugas di kapal perang. (IDN Times/Teri).

Tak pernah terbayangkan menjadi sosok angkatan laut bagi Mattalim. Dirinya nekat mendaftar angkatan laut tanpa restu orangtua.

“Waktu itu ada anak dari angkatan laut yang pesiar, kan pakaiannya pakai topi putih pakai dasi, saat itu saya sedang jalan ke sekolah saya lihat itu cakep sekali, di situ saya lalu ingin masuk jadi angkatan laut. Begitu daftar, diterima, Alhamdulillah,” ucap Mattalim bercerita, Sabtu (17/8/2024).

Dengan penuh perjuangan, Mattalim mendaftar angkatan laut karena jarak yang cukup jauh dari rumah. Mattalim juga sengaja tak memberi tahu orangtua tentang pendaftaran tersebut.

“Saya 21 kilometer jalan kaki mendaftar, itu dari Batu ke Malang. Jalan kaki pagi setelah subuh begitu dinginnya langsung jalan kaki untuk daftar angkatan laut,” paparnya.

Kedua orangtua Mattalim adalah petani, tak bisa membaca dan menulis. Pada saat itu orangtua tentu mengkhawatirkan anak bungsunya ini jika masuk angkatan laut.

“Mereka tidak tahu, kalau tahu pasti saya tidak diperbolehkan mendaftar mungkin mereka khawatir, jadi saya beri tahu pas saya sudah lulus,” ucapnya.

Baca Juga: Warga Rela Menginap Demi Rayakan HUT RI Perdana di IKN

2. Pengalaman merebut Irian Barat

Kisah Veteran di Pontianak, Pernah Ikut dalam Pembebasan Irian BaratMattalim terlibat langsung dalam peristiwa sejarah. (IDN Times/Teri).

Usai pendidikan pada tahun 1961, Mattalim berangkat untuk melaksanakan tugas perebutan Irian Barat. Pada 19 Desember 1961, Bung Karno mengeluarkan ultimat Trikora pembebasan Iruan Barat dari penjajahan Belanda.

“Kibarkan sang merah putih di Irian Barat. Pada saat itu kami bergerak, kami masih baru keluar pendidikan dan menyiapkan kapal berangkatlah menuju sektor barat. Kami ditugaskan ke daerah sabang sana untuk mencegat kapal induk yang akan menuju Irain Barat lewat Selat Malaka,” kata Mattalim.

Setelah satu tahun, Mattalim dipindahkan ke Tanjung Pinang dan timbullah Dwikora. Mattalim lagi-lagi terlibat dalam konfrontasi tersebut.

“Setelah selesai Trikora, Irian Barat diserahkan ke kita 1963, timbullah kita Dwikora waktu itu Malaysia dijajah Inggris, jadi menurut Bung Karno kemungkinan karena Inggris pernah menjajah kita, bukan tidak mungkin dia dari Sarawak akan menjajah Indonesia melalui Kalbar ini maka diadakan konfrontasi,” ucap Mattalim.

Yang mengesankan, kata Mattalim saat itu adalah ketika dia bertugas di daerah Kepulauan Riau dengan kapal perang. Saat melewati Singapura, ada 2 pesawat jet tempur Inggris yang menukik dari arah halauan kapal.

“Waktu itu saya masih muda, pada waktu itu saya sebagai penangkis serangan udara minta izin ke komandan bagaimana kalau ini kita tembak saja, kurang ajar dia meledek, saya pikir kalau saya tembak pasti jatuh dia,” terangnya.

“Bukan disambut baik, tapi malah dilarang oleh komenadan. Itu jika terjadi pertempuran pada saat itu bisa terbakar, dan akan berakibat fatal, untung saya diingatkan komandan dan akhirnya mereka kembali ke pangkalannya. Itu pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan,” lanjutnya.

3. Kisah pilu mengantarkan Dharma Wanita sebagai penghibur

Kisah Veteran di Pontianak, Pernah Ikut dalam Pembebasan Irian BaratMattalim veteran di Pontianak berusia 85 tahun. (IDN Times/Teri).

Mattalim dipindahkan ke Pontianak pada 1964, masih bertugas di kapal perang dan melakukan operasi Dwikora. Hingga di tahun 1965 terjadilah pemberontakan G30SPKI di Madiun.

"Pengalaman yang pernah kami alami itu pada waktu kita sedang mengalami kres kedua dengan Belanda terjadi pemberontakan PKI di Madiun, jadi dia ambil kesempatan ketika kita sedang sibuk dia muncul. Akhirnya diberantas oleh Kolonel Supriadi dan lari ke Rusia,” ungkapnya.

Mattalim juga menceritakan kisah pilunya saat bertugas untuk mengantar 20 Dharma Wanita ke perbatasan Indonesia-Malaysia. Dharma Wanita tersebut ternyata sengaja dikirim sebagai wanita penghibur.

“Kami waktu itu disuruh mengawal Panglima Komando Tempur di sini ke perbatasan dengan membawa Dharma Wanita. Kita tidak tahu, diperintah waktu itu mengawal sampai ke perbatasan rupanya sampai sana, Dharma Wanita dia menghibur tentara di perbatasan sana, kita yang jaga,” terangnya.

Sebelumnya, Mattalim tak mengetahui soal pengantaran puluhan wanita tersebut. Dirinya hanya mengikuti tugas dari atasan, Brigjen Suparjo yang merupakan Panglima Komando tempur di wilayah Kalbar saat itu.

“Sampai di sana, mereka menghibur tentara kapal dan kami menunggu di tepi sungai. Dan ternyata itu gembongnya PKI. Itu yang sampai sekarang ini tidak bisa kami lupakan,” tutur Mattalim.

Mattalim terus memperingatkan bahaya-bahaya latin, namun dirinya kini merasa bersyukur karena Indonesia saat ini sudah merdeka.

“Semoga tidak terjadi apa-apa. Dan dengan adanya ulang tahun kemerdekaan yang ke-79 ini kita semiga tetap aman dan damai,” harap Mattalim.

Baca Juga: Angin Puting Beliung Terjang 27 Rumah di Pontianak

Topik:

  • Linggauni
  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya