Penyakit DBD Mengancam di Pontianak, Tembus 108 Kasus dan 1 Meninggal

DBD meningkat karena curah hujan tinggi

Pontianak, IDN Times - Meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengimbau kepada warga untuk tidak panik dan tetap waspada.

Jumlah kasus DBD saat ini di Kota Pontianak berjumlah 108 kasus, 1 orang meninggal dunia. Meningkatnya kasus DBD tersebut juga karena adanya perubahan cuaca hujan yang tak menentu.

“Sampai detik ini masih terjadi kasus di Kota Pontianak. Ada warga kita yang masih dirawat dan bahkan di Pontianak sudah ada yang kasus yang dilaporkan meninggal dunia,” jelas Edi, Rabu (15/11/2023).

1. Tren grafik kasus DBD masih naik turun

Penyakit DBD Mengancam di Pontianak, Tembus 108 Kasus dan 1 Meninggalilustrasi nyamuk DBD(Pexels.Com/Pixabay)

Edi mengungkapkan, tren grafik kasus DBD sampai saat ini juga masih naik turun. Perubahan cuaca dari kemarau menjadi hujan membuat tren DBD mengalami peningkatan.

“Naik turun sudah mulai agak menurun tapi di rumah sakit banyak kasus. Rumah sakit pasti melayani, diobati hingga sembuh kalau ke ruangan, jika sudah penuh tetap dilayani baik di IGD ataupun rawat inap,” terangnya.

Melihat kondisi seperti ini, kata Edi, dengan adanya perubahan cuaca hujan pihaknya mengajak Camat, Lurah, Puskesmas untuk melakukan upaya pencegahan di lingkungan masing-masing.

Baca Juga: Ketua BEM UI Terpaksa Pulang ke Pontianak usai Keluarga Diintimidasi

2. Edi imbau berikan abate dan pelihara ikan cupang di bak penampungan

Penyakit DBD Mengancam di Pontianak, Tembus 108 Kasus dan 1 MeninggalWali Kota Pontianak, Edi Kamtono sebut kasus DBD di Pontianak meningkat. (IDN Times/Prokopim).

Edi menyebutkan, angka kasus DBD dapat ditekan hingga ke angka nol. Berbagai upaya juga sudah dilakukan seperti penerbitan Surat Imbauan sejak bulan Mei 2023, dengan melakukan sosialisasi maupun gotong royong lingkungan secara rutin.

Melalui puskesmas, Pemkot Pontianak mengimbau masyarakat untuk gotong royong membersihkan lingkungan masing-masing. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah terpaparnya DBD.

“Genangan-genangan dan kita mengajak masyarakat melakukan pemberian abate atau ikan cupang kepada masyarakat atau masyarakat sendiri yang berinisiatif untuk membeli ikan untuk dilepaskan di bak penampungan,” ajaknya.

3. Masih ada warga yang tak bersedia rumahnya difogging

Penyakit DBD Mengancam di Pontianak, Tembus 108 Kasus dan 1 Meninggalilustrasi fogging untuk pembasmian nyamuk DBD (unsplash.com/Refat Ul Islam)

Sampai saat ini, kata Edi, salah satu masalah yang dihadapi dalam memerangi DBD yakni masih ada masyarakat yang tak bersedia area rumahnya dilakukan fogging.

“Kendala yang dihadapi pertama pada saat melakukan fogging, ada yang mau, ada yang bersedia, ada yang tidak. Pada saat membersihkan lingkungan biasanya mereka lupa dan rumah yang kosong juga juga harus dibersihkan,” ungkapnya.

Tujuannya fogging tersebut, kata Edi agar tidak ada nyamuk yang berkembang biak dan pihaknya terus fokus melakukan fogging terhadap daerah yang terdapat kasus.

“Jika upaya ini berlanjut kita harapkan bisa mematikan atau menahan laju perkembangan nyamuk aedes,” tukasnya.

Baca Juga: Kurir Narkoba di Pontianak Selundupkan Sabu 1 Ons di Lubang Anus

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya