Pj Gubernur Kalbar Imbau ASN Lakukan WFH untuk Mengurai Kemacetan

Bagi yang bertugas di pelayanan publik dapat masuk 100%

Pontianak, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengimbau kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sedang mudik ke Jawa atau daerah lain untuk melakukan work from home (WFH). Imbauan ini merujuk pada Surat Edaran (SE) MenPAN RB Nomor 1 Tahun 2024 yang diberlakukan sebagai upaya untuk mengurai kemacetan.

"Bagi ASN yang sedang mudik ke Jawa atau daerah lain yang jika kembali ke Kalbar harus melalui Jawa, tidak perlu masuk kerja pada tanggal 16-17 April 2024 (WFH)," kata Harisson pada Minggu (14/4/2024).

1. WFH diutamakan yang masih mudik ke luar Kalbar

Pj Gubernur Kalbar Imbau ASN Lakukan WFH untuk Mengurai KemacetanPj Gubernur Kalbar, Harisson. (IDN Times/Istimewa).

Harisson menjelaskan, bahwa WFH diperbolehkan bagi ASN yang masih melakukan perjalanan mudik keluar Kalbar dan berencana pulang ke Kalbar melalui Jawa.

"Setiap kepala OPD bertanggung jawab untuk mengatur kehadiran ASN mulai tanggal 16 April dengan batas maksimum 50 persen," ujarnya.

Baca Juga: RSUD Soedarso Pontianak Perluas Kapasitas Gedung Rawat Inap Anak

2. ASN pelayanan publik tak boleh WFH

Pj Gubernur Kalbar Imbau ASN Lakukan WFH untuk Mengurai KemacetanIlustrasi ASN. (dok. Istimewa)

Meskipun demikian, Harisson menegaskan bahwa ASN yang bekerja dalam layanan publik secara langsung harus tetap masuk kerja atau work from office (WFO) 100 persen.

"ASN yang bertugas di layanan publik langsung diharapkan hadir bekerja (WFO) 100 persen pada tanggal 16 April 2024," tambahnya.

Kebijakan WFO untuk ASN ini merupakan salah satu langkah antisipasi untuk mengurangi kemacetan selama masa arus balik libur panjang Idul Fitri.

3. Sebagai upaya mengurai kemacetan

Pj Gubernur Kalbar Imbau ASN Lakukan WFH untuk Mengurai Kemacetan

Seperti diketahui, Menteri PAN RB Abdullah Azar Anas menjelaskan bahwa hasil dari kajian lalu lintas yang disampaikan oleh Kapolri menunjukkan potensi kepadatan arus balik mencapai 1,2 hingga 1,3, sedangkan angka normalnya adalah 0,2.

"Diprediksi akan ada kemacetan jika tidak ada rekayasa dan antisipasi. Dikhawatirkan akan terjadi kemacetan yang menghambat dan mengganggu efisiensi perjalanan menuju tempat kerja masing-masing," tandasnya seperti sudah diberitakan media massa.

Baca Juga: Tradisi Meriam Karbit pada Malam Lebaran di Pontianak

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya