Protes Kebakaran Hutan, Seniman Pontianak Melukis dengan Jelaga

Seniman Pontianak membuat lukisan dengan jerebu karhutla

Pontianak, IDN Times - Seorang pelukis asal Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Ageng Wicaksono meluapkan keresahannya terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tak kunjung usai pada sebuah lukisan. Bentuk protesnya pun dituangkan dengan membuat lukisan dengan memanfaatkan jelaga, abu sisa-sisa pembakaran hutan. 

Sebelumnya, sejumlah daerah di wilayah Kalbar saat ini dalam kondisi cuaca yang kurang sehat karena kebakaran hutan. Kabut asap masih tebal di sejumlah daerah di Kalbar.

Hal tersebut justru membuat Ageng, salah satu warga Kalbar yang merasa terganggu aktivitasnya sejak munculnya kabut asap. Kekesalannya tersebut dia tuang ke dalam media lukis kanvas.

“Sebenarnya aku resah karena kabut asap ini semakin tebal dan gak kunjung hilang. Bahkan semakin bertambah asapnya, ini juga bikin ganggu aktivitas aku sehari-hari, bahkan cuman mau tidur juga harus menghirup bau asap,” keluh Ageng, Selasa (22/8/2023).

1. Ide pertama muncul dari jerebu di meja makan

Protes Kebakaran Hutan, Seniman Pontianak Melukis dengan JelagaJerebu kebakaran hutan di Pontianak yang dikumpulkan dari rumah. (IDN Times/Teri).

Ide pertama muncul untuk membuat lukisan dengan abu kebakaran hutan bermula pada saat Ageng duduk di meja makan. Dia melihat ada jelaga bekas kebakaran lahan yang mendarat di piring meja makan rumahnya.

“Awalnya aku mau makan, ke dapur lihat meja makan piringnya banyak jelaga abu kebakaran hutan itu. Nah dari situ aku berpikir setelah aku bersihkan jelaganya menyisihkan noda hitam, dari noda hitam ini aku pikir ini bisa dijadikan media untuk melukis," kata Ageng.

Setelah makan, dia mendapat ide dan menggambarkan sebuah lukisan seorang anak laki-laki dengan wajah yang tertutup kabut asap.

Baca Juga: Pontianak Diselimuti Kabut Asap, Ada 1.174 Titik Panas di Kalbar

2. Ageng mengumpulkan jelaga kabut asap di sekitar rumahnya

Protes Kebakaran Hutan, Seniman Pontianak Melukis dengan JelagaJerebu kebakaran hutan dijadikan media lukis oleh Seniman di Pontianak. (IDN Times/Teri).

Untuk membuat lukisan tersebut, Ageng membutuhkan waktu kurang lebih selama 3 hari. Dia juga mengumpulkan abu kebakaran hutan itu dari sekitar rumahnya.

“Aku ngumpulin jelaga ini, dan aku ambil dari setiap sudut rumah aja. Gak perlu jauh-jauh, di rumah aja sudah ada partikel dari karhutla ini. Setelah aku selesai gambar dari kanvas baru aku gosokkan abu ini ke kanvas,” terangnya.

Setelah membuat sketsa anak laki-laki dengan sedikit warna orange, Ageng langsung menaburkan jelaga kebakaran hutan yang sudah dia kumpulkan hingga menghasilkan warna abu sebagai simbolik asap di bagian kepala anak laki-laki tersebut.

“Setelah aku gambar objeknya, aku langsung menuangkan jelaga ini khususnya di bagian kepala orang di dalam lukisan ini yang menandakan dia sedang menelan asap kebakaran hutan,” tutur Ageng.

3. Terinspirasi dari seniman asal Yogya, Farid Stevy

Protes Kebakaran Hutan, Seniman Pontianak Melukis dengan JelagaSeniman Pontianak lukis keresahannya soal kebakaran hutan dan lahan di Kalbar. (IDN Times/Teri).

Menjadikan jelaga kebakaran hutan dan lahan di Kalbar sebagai media lukis, ternyata Ageng terinspirasi ide tersebut dari seniman asal Yogyakarta, yakni Farid Stevy.

“Sebelumnya aku juga ada lihat Mas Farid itu dia ngumpulin arang pohon mangga di belakang rumahnya, dan dijadikan media lukis saat pameran. Nah pas lihat jelaga ini aku langsung kepikiran untuk dijadikan media lukis,” ucap Ageng.

Lukisan tersebut adalah salah satu bentuk keresahannya kepada pemerintah yang tak kunjung selesai dalam mengatasi peristiwa kebakaran lahan di Kalbar.

“Kita sama-sama tahu bahwa kebakaran hutan ini dilakukan untuk membuka lahan dijadikan bisnis baru, dengan waktu yang cepat tapi dampaknya besar,” paparnya.

Dia berharap kepada pemerintah untuk dapat secepatnya menanggulangi peristiwa yang rutin terjadi di Kalbar ini. Karena menurutnya, dampak dari kebakaran hutan ini dirasakan oleh hampir seluruh warga Kalimantan Barat.

Baca Juga: Imbas Karhutla, Pontianak Ranking 1 Paling Berpolusi di Indonesia

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya