Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_3668.jpeg
Puluhan siswa di Ketapang keracunan MBG. (IDN Times/istimewa).

Pontianak, IDN Times - Puluhan siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri 12 Benua Kayong, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) mengalami keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), pada Selasa (23/9/2025).

Siswa awalnya mengalami gejala keracunan usai menyantap makan bergizi gratis siang hari yang disediakan pihak MBG.

Seluruh korban saat ini tengah menjalani perawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang, setelah sebelumnya dilarikan ke Puskesmas.

1. Alami sakit perut dan muntah

20 siswa di Ketapang keracunan usai makan ikan berbau. (IDN Times/istimewa).

Kepala Sekolah SDN 12 Benua Kayong, Dewi Hardina Febriani, menjelaskan bahwa kasus bermula ketika sejumlah siswa mengeluh sakit perut, dan muntah-muntah tak lama setelah menyantap menu makan siang.

Gejala itu terus bertambah hingga jumlah siswa yang terdampak mencapai puluhan.

“Awalnya hanya beberapa anak yang sakit perut lalu muntah. Tapi makin lama makin banyak, jadi pihak puskesmas langsung datang ke sekolah. Karena kondisinya ramai, akhirnya anak-anak dibawa ke puskesmas, lalu dirujuk ke RSUD Agoesdjam atas arahan pihak medis,” kata Dewi.

2. Siswa makan ikan bau dan sayur hampir basi

Orang tua siswa di Ketapang, Kalbar khawatir soal MBG usai anaknya keracunan. (IDN Times/istimewa).

Menu MBG yang disantap para siswa yakni ikan filet, sayur oseng, jeruk, tahu goreng, dan nasi putih. Belum dapat dipastikan makanan mana yang menjadi penyebab utama, namun gejala serupa dialami hampir seluruh siswa yang menyantap hidangan tersebut.

Kasus ini langsung menimbulkan keresahan di kalangan wali murid. Burhanudin (45 tahun) orang tua salah satu siswi kelas 6, menilai program makan siang gratis pemerintah sebaiknya dikaji ulang.

“Kalau pun pemerintah ingin memberikan makan siang gratis, kenapa tidak diberikan langsung ke orang tua saja? Orang tua pasti tidak mungkin meracuni anak. Kalau seperti ini, kita tidak tahu apakah makanan itu benar-benar higienis atau tidak,” paparnya.

3. Orang tua khawatir anak makan MBG

Puluhan siswa di Ketapang keracunan MBG. (IDN Times/Istimewa).

Selain itu, Wali Murid lainnya, Suryani (36 tahun) juga menyampaikan hal serupa. Dia mengaku khawatir lantaran anaknya mengalami keracunan meskipun hanya makan sebagian menu.

“Anak saya bilang cuma makan sayurnya saja, tapi tetap keracunan. Setelah kejadian ini saya bukannya tenang, malah khawatir kalau anak saya keracunan lagi. Kalau pemerintah ingin membantu, mungkin bisa dengan cara lain,” tegasnya.

Hingga saat inu, belum ada penjelasan resmi dari pihak dapur MBG yang menyiapkan makanan untuk SDN 12 Benua Kayong, Ketapang, Kalbar.

Kasus ini menambah sorotan publik terhadap kualitas dan pengawasan program MBG. Banyak pihak mempertanyakan sejauh mana pemerintah melakukan kontrol terhadap dapur penyedia, mulai dari proses pengolahan, distribusi, hingga penyajian di sekolah.

Sedangkan, pihak RSUD Agoesdjam Ketapang masih melakukan observasi dan perawatan intensif terhadap para siswa yang menjadi korban. Beberapa siswa dilaporkan sudah mulai membaik, namun sebagian lainnya masih mengeluhkan sakit perut dan lemas.

Editorial Team