Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

30 Persen SD di Banjarmasin Butuh Renovasi, Disdik Prioritas Perbaikan

Gedung SD di Banjarmasin yang mengalami kebakaran.

Banjarmasin, IDN Times - Sekitar 30 persen bangunan sekolah dasar (SD) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) dilaporkan membutuhkan renovasi. Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin pun harus menyusun daftar antrean perbaikan akibat keterbatasan anggaran.

Dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat, ditambah dengan alokasi dana untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pembenahan sekolah harus diprioritaskan berdasarkan tingkat urgensi.

1. Perbaikan 20 SD dianggarkan Rp20 miliar

Qoyyim, Kabid SD Disdik Kota Banjarmasin

Kepala Bidang SD Disdik Kota Banjarmasin, Qoyyim, mengungkapkan bahwa pada 2025 pihaknya mengalokasikan Rp20 miliar untuk infrastruktur SD, termasuk renovasi gedung sekolah.

“Anggaran ini akan digunakan untuk memperbaiki 20 SD yang mengalami kerusakan, baik dalam skala ringan hingga berat,” ujarnya.

Selain itu, pembangunan ruang kelas baru akan menyerap Rp16,9 miliar untuk 11 sekolah, sementara Rp6 miliar dialokasikan untuk rehabilitasi ruang kelas di 9 SD lainnya.

2. Disdik berharap anggaran renovasi tidak terganggu

Gedung SD Mawar di Banjarmasin yang mengalami ambruk bagian lantainya.

Qoyyim berharap efisiensi anggaran tidak berdampak pada fasilitas pendidikan, mengingat jumlah sekolah yang membutuhkan perbaikan terus bertambah setiap tahunnya.

“Kami khawatir jika efisiensi anggaran berdampak pada infrastruktur pendidikan, jumlah sekolah yang perlu diperbaiki akan semakin meningkat. Misalnya, pada 2024, beberapa SD tidak bisa mendapat perbaikan akibat refocusing anggaran. Kini, daftar antrean perbaikan semakin menumpuk,” jelasnya.

Ia mencontohkan SD yang baru saja mengalami kebakaran sebagai salah satu prioritas perbaikan yang harus didahulukan.

3. Anggaran pendidikan jangan tersentuh efesiensi

Marzuki, S.pd guru SMAN 1 Wanaraya, Batola.

Sementara itu, Marzuki, seorang guru di SMA Negeri 1 Wanaraya, Batola, menegaskan bahwa efisiensi anggaran seharusnya tidak menyentuh sektor pendidikan, mengingat pendidikan adalah amanah konstitusi yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Dengan anggaran yang ada saja, pemerataan pendidikan masih menjadi tantangan. Seharusnya, alokasi dana untuk pendidikan tidak dikurangi, justru perlu ditambah agar bisa lebih mendukung dunia pendidikan di Indonesia,” ujarnya.

Menurut Marzuki, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan salah satu bentuk bantuan yang sangat membantu sekolah, sehingga pemotongan anggaran dapat berdampak besar pada kualitas pendidikan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hamdani
SG Wibisono
Hamdani
EditorHamdani
Follow Us