Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-18 at 14.20.53.jpeg
Lokasi pasutri terduga teroris digerebek Densus 88 di Jalan Milono, Tanjung Redeb, Berau, Kaltim. (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Sepasang suami istri terduga teroris

  • Informasi detail tunggu keterangan Densus

  • Buron 4 tahun, pasangan berasal dari Palu

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Berau, IDN Times – Sepasang suami istri diamankan oleh Densus 88 Antiteror di wilayah hukum Polres Berau, Kalimantan Timur pada Kamis (17/7/2025) pagi. Keduanya diduga terkait jaringan terorisme dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan intensif oleh aparat. Keduanya ditangkap di Jalan Milono, Kecamatan Tanjung Redeb, saat akan berjualan ayam.

Kasi Humas Polres Berau AKP Ngatijan membenarkan adanya penangkapan tersebut. Namun, ia mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memberikan informasi detail karena proses hukum masih berjalan dan penanganan langsung berada di bawah kewenangan Densus 88. Diketahui bahwa keduanya sudah menjadi target operasi dan sudah 4 tahun menjadi buronan.

“Untuk informasi lebih lanjut, kami tidak bisa menyampaikan karena itu masih dalam proses penyelidikan oleh Densus,” ujar Ngatijan.

1. Sepasang suami istri terduga teroris

Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Diketahui, dua orang yang diamankan merupakan sepasang suami istri. Hal itu juga dibenarkan oleh Ngatijan.

"Iya," jawab dia.

Penangkapan berlangsung secara senyap, mengingat Densus 88 dikenal dengan metode operasi yang tertutup.

“Keduanya diamankan, sempat dibawa ke Polres Berau, tapi saat ini sudah dalam pengawasan Densus. Keberadaan pastinya sekarang kami belum tahu karena itu kewenangan Densus,” tambahnya.

2. Informasi detail tunggu keterangan Densus

Ilustrasi - Penangkapan Teroris oleh Densus 88 (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

Ngatijan juga menyebutkan bahwa pihak Polres Berau tidak mengetahui secara pasti berapa banyak personel yang dilibatkan dalam operasi penangkapan, karena pelaksanaan sepenuhnya dikendalikan oleh tim Densus yang sudah melakukan pemantauan sebelumnya.

“Mereka (Densus) sudah punya target operasi dari sana. Kami di Polres hanya memfasilitasi saat keduanya diamankan di sini,” jelasnya.

Saat ditanya lebih lanjut mengenai barang bukti atau keterkaitan pasangan tersebut dalam dugaan tindak pidana terorisme, Ngatijan enggan menjelaskan lebih detail.

“Yang jelas ini masih proses penyidikan Densus. Kami hanya bisa membenarkan bahwa memang ada penangkapan,” pungkasnya.

3. Buron 4 tahun

ilustrasi Densus 88 (ANTARA FOTO/Mohammad Hamzah)

Ketua RT 12 Kelurahan Gayam, Sarwani, mengaku terkejut atas penangkapan pasangan terduga teroris oleh Tim Densus 88 Antiteror dan aparat gabungan, yang dilakukan sebelum pukul 05.00 WITA. Ia menyebut baru mengetahui keberadaan pasangan tersebut saat penangkapan terjadi.

“Sebelumnya saya tidak tahu mereka tinggal di sini. Tidak ada laporan sama sekali. Ternyata mereka sudah menjadi buronan selama 4 tahun,” ujarnya.

Menurut Sarwani, pasangan itu diduga berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, dan masuk ke Berau dengan menumpang kapal pengangkut kelapa yang berlabuh di Limunjan, Kecamatan Sambaliung. Pemilik kapal merasa iba, lalu mencarikan pekerjaan bagi mereka sebagai pembantu pedagang ayam di Jalan Milono. Pasangan itu juga tidak pernah melapor ke RT saat mulai tinggal di wilayah tersebut, yang menurutnya merupakan kewajiban bagi setiap pendatang.

Ia menyebut pasangan tersebut tinggal sekitar dua hingga tiga bulan terakhir. Berdasarkan keterangan warga, mereka jarang bersosialisasi dan cenderung menyendiri. “Mereka tidak terlalu berbaur. Kalau bicara pun hanya seperlunya. Umur mereka sekitar 40 sampai 45 tahun. KTP-nya dari Palu, yang pria lahir di Tangerang,” jelas Sarwani. “Kalau perempuan tidak tahu lahirnya di mana,” tambahnya.

Saat penggeledahan, Sarwani ikut menjadi saksi. Ia mengatakan tidak ditemukan barang mencurigakan.

“Hanya ditemukan KTP, sebuah buku keagamaan, pakaian, dan lemari. Tidak ada alat atau bahan yang mencurigakan,” katanya.

Editorial Team