Kini Samarinda genap punya empat jembatan (Dok. Biro Humas Pemprov Kaltim)
Usia Jembatan Mahakam sudah 33 tahun, sehingga wajar bila jalur layang yang diresmikan Presiden Soeharto itu mendapat pendamping.
Tujuannya tentu untuk mengurangi beban yang selama ini ditopang Jembatan Mahakam. Tak hanya itu, jalur penghubung Samarinda Kota dan Samarinda Seberang ini juga berkali-kali ditabrak. Misal pada 23 Januari 2010, tongkang yang mengangkut serpihan kayu menyeruduk pilar jembatan. Konstruksi jembatan ikut terganggu. Akses di jembatan sempat ditutup.
Kemudian, pada 30 September 2011, pilar tiga jembatan ditabrak lima tongkang yang mengangkut batu bara secara bergantian. Kejadiannya malam hari. Jembatan mengalami keretakan.
Pada 15 Desember 2012, tongkang kembali menabrak pilar tiga Jembatan Mahakam. Bahkan, benturan itu membuat jembatan bergoyang. Lalu, pada 27 Desember 2015, tongkang yang mengangkut batu bara menabrak pilar tiga Jembatan Mahakam.Akibat benturan itu, terjadi kerusakan pada pilar bagian bawah. Selimut beton pilar bagian bawah juga terkelupas.
Lantas, pada 25 Januari 2016, pengendara sepeda motor dan mobil di Jembatan Mahakam sempat kaget. Sebab, diduga sebuah tongkang pengangkut batu bara menabrak pilar tiga jembatan. Pada April 2018 hal yang sama kembali terjadi.
Sementara untuk 2019 ini saja pilar jembatan sudah empat kali tertabrak. Pertama 29 April, kedua 30 Juni, ketiga pada 17 November dan teranyar pada 22 Desember. Ada wacana bila Jembatan Mahakam IV difungsikan sepenuhnya maka akan dilakukan perawatan kepada Jembatan Mahakam.
"Sarana dan prasarana yang berhasil dibangun supaya dijaga dan dirawat," pungkas orang nomor satu di Benua Etam ini.