Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jurnalis Balikpapan Pos, Moeso Novianto (kiri), bersama Ketua AJI Balikpapan, Erik Alfian, di Polresta Balikpapan, Rabu (19/3/2025) malam. (Dok. AJI Balikpapan)

Balikpapan, IDN Times - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Balikpapan mengecam keras terjadinya kekerasan terhadap jurnalis Balikpapan Pos, Moeso Novianto. Pelaku merupakan seseorang yang diduga kerabat terdakwa kasus pencabulan di Pengadilan Negeri Balikpapan, Rabu (19/3/2025) sekitar pukul 15.30 Wita.

Jurnalis Moeso saat itu meliput sidang vonis J, terdakwa kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur. Pada tanggal 19 Maret 2025, Muso sedang memantau kasus dugaan cabul oknum pelatih terhadap atlet di bawah umur, yang memang selama ini dikawalnya.

Karena sidang putusan ditunda ke hari Senin (24/3/2025), para tahanan kembali ke ruang tunggu. Muso pun menyempatkan berbincang dengan penjaga di PN Balikpapan. Sekitar pukul 15.30 Wita, tiba-tiba terdakwa kasus pencabulan atlet, J, berteriak kepada Moeso.

1. Jurnalis Muso menghindar

Jurnalis Moeso menunjukkan luka lebam di bagian pipi kiri akibat dianya orang tak dikenal di PN Balikpapan, Rabu sore (19/3/2025) kemarin. (Dok. Istimewa)

Sempat bersitegang, Moeso mencoba menghindari pertengkaran. Ia memilih keluar dan duduk di area parkir motor dengan salah satu jurnalis bernama Zainul. Tidak lama kemudian, seorang pria menghampiri Moeso. Pria itu berperawakan besar dan langsung menuding Moeso telah memukul adiknya.

Dalam kesaksian Moeso, ia tak pernah menyerang dalam cekcok terhadap terdakwa J. Pria tersebut kemudian mencoba menyerang, tapi Moeso menghindari pukulan.

Setelahnya pria itu meludah ke wajah Moeso, lalu dibalas hal yang sama oleh Moeso. Pria itu kemudian memukul dan memiting leher Moeso. Pria itu bertanya apakah Moeso ingin mati dengan nada mengancam.

Sejumlah orang di lokasi melerai keduanya. Muso mengalami lebam di pipi kiri akibat pukulan pria tak dikenal tersebut. Moesoo langsung melaporkan penganiayaan ini ke Polresta Balikpapan.

2. Penganiayaan diduga karena pemberitaan

Editorial Team

EditorLinggauni

Tonton lebih seru di