Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_3274-compressed.jpeg
Hamdani

Banjarmasin, IDN Times – Rentetan musibah kebakaran terus menghantui warga Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sepanjang Januari hingga Juni 2025, tercatat sedikitnya 200 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal akibat 65 kasus kebakaran.

Kepala Dinas Sosial Kota Banjarmasin, Nuryadi, mengatakan bahwa seluruh korban, baik dari kebakaran ringan maupun berat, telah mendapat bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin.

“Semua korban kebakaran mendapatkan perhatian dari pemerintah. Bantuan disalurkan tanpa terkecuali,” ujar Nuryadi, Selasa (17/6/2025).

1. Disdamkar sudah catat 65 kasus kebakaran

Aktivitas pemadam kebakaran di Banjarmasin.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banjarmasin, Hendro, menyebut angka kebakaran tahun ini memang masih tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan tiga tahun terakhir, tren kasus kebakaran justru menunjukkan penurunan signifikan.

“Dari 239 kasus pada tahun sebelumnya, turun menjadi 137, dan kini hingga pertengahan 2025 baru tercatat 65 kasus,” jelasnya.

2. Konsisten Pemkot Banjarmasin bantu korban kebakaran

Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan, Hendro

Hendro menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya menekan angka kebakaran hingga mencapai nol kasus. Menurutnya, sekitar 70 persen penyebab kebakaran disebabkan oleh kelalaian warga, seperti korsleting listrik dan kelalaian dalam penggunaan sumber api.

“Kami terus lakukan edukasi agar masyarakat lebih peduli terhadap pencegahan. Kalau bisa nol kasus, itu artinya masyarakat sudah sangat sadar akan bahaya kebakaran,” tambahnya.

3. Solidaritas dalam membantu korban kebakaran

Penyerahan dokumen penetapan paslon Yamin-Ananda sebagai wali dan wakil wali kota Banjarmasin terpilih.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Banjarmasin, Ananda, menekankan pentingnya solidaritas pemerintah dalam membantu para korban kebakaran. Ia memastikan bahwa bantuan tetap disalurkan, dan program yang sudah berjalan akan dievaluasi agar lebih tepat sasaran.

“Bantuan kepada korban musibah adalah bentuk solidaritas Pemkot Banjarmasin. Program yang baik akan kami lanjutkan, sementara yang masih kurang akan kami evaluasi,” kata Ananda.

Namun, ia mengakui adanya kendala dalam penyaluran bantuan, terutama ketika rumah yang terbakar adalah rumah kontrakan.

“Selama ini yang mendapat bantuan biasanya penyewa, padahal kerugian terbesar dialami pemilik rumah. Ini yang sedang kami kaji ulang agar bantuan lebih adil,” tutupnya.

Topics

Editorial Team