Banjir dan Harga Naik, Daya Beli Masyarakat Banjarmasin Tetap Stabil

Banjarmasin, IDN Times - Meski diterpa cuaca ekstrem, banjir, dan kenaikan harga bahan pokok (bapok), daya beli masyarakat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), tetap stabil selama Ramadan 2025.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemerintah Kota Banjarmasin, Siane Apriliawati, mengatakan stabilnya daya beli masyarakat tak lepas dari peran aktif pemerintah daerah dalam menjaga ketersediaan pangan.
"Walaupun cuaca ekstrem dan harga barang naik, daya beli masyarakat Banjarmasin tetap terjaga. Bahkan, meski ada diskon 50 persen tarif listrik yang menyebabkan deflasi nasional, hal itu tidak berdampak signifikan di Banjarmasin," ujar Siane, Jumat (15/3/2025).
Menurutnya, fluktuasi daya beli masyarakat tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi. "Perlu kajian mendalam untuk mengetahui faktor penyebab naik atau turunnya daya beli. Tapi sejauh ini, daya beli warga Banjarmasin cenderung stabil dan malah ada kecenderungan inflasi," imbuhnya.
1. Gelar pasar murah demi kestabilan harga

Untuk menjaga daya beli warga, Pemkot Banjarmasin melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) menggelar Pasar Murah Ramadan di 26 titik yang tersebar di seluruh kota.
"Di pasar murah, semua kebutuhan pokok seperti minyak goreng, gula, telur, beras, hingga gas elpiji 3 kg dijual lebih murah. Ini langkah konkret menjaga stabilitas daya beli warga," jelas Siane.
Selain itu, pemerintah juga menggandeng pihak terkait untuk mengendalikan harga gas elpiji 3 kg yang belakangan naik tajam di pasaran. "Kami terus memantau harga dan memastikan stok barang aman," tegasnya.
2. Perlu keseimbangan antara suplay dan demand

Akademisi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin, Dr. M. Zainul, mengingatkan bahwa stabilitas daya beli masyarakat tidak hanya bergantung pada harga barang, tetapi juga pendapatan masyarakat.
"Jika pendapatan masyarakat menurun, sementara harga barang naik, otomatis daya beli akan tertekan," ujarnya.
Zainul menilai, untuk menjaga daya beli masyarakat, keseimbangan antara suplai dan permintaan harus dijaga. "Jumlah barang yang cukup dan harga stabil itu kuncinya. Selain itu, lapangan pekerjaan harus ditambah agar masyarakat punya penghasilan yang layak," tambahnya.
Menurut Zainul, meningkatnya angka PHK dan terbatasnya lapangan pekerjaan saat ini juga menjadi tantangan tersendiri.
"Tanpa pekerjaan, sulit menjaga daya beli. Maka solusi jangka panjangnya, perbanyak lapangan kerja," pungkasnya.
3. Penjualan meningkat 200 persen selama Ramadan

Stabilnya daya beli masyarakat Banjarmasin juga dirasakan langsung oleh pelaku usaha. Maya, seorang pedagang ayam dan itik siap saji, mengaku penjualannya melonjak drastis selama Ramadan.
"Biasanya saya hanya menjual 15-20 ekor ayam dan itik per hari dengan harga Rp65 ribu. Ramadan ini bisa tembus 100 ekor. Meningkat lebih dari 200 persen," ungkapnya, sambil tersenyum.
Maya menambahkan, usahanya mulai berkembang sejak pandemi COVID-19 berakhir. "Alhamdulillah, Ramadan ini rezeki makin lancar," tutupnya.