ilustrasi nol emisi karbon. (airlines.iata.org)
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) itu juga mengungkapkan Kepala Unit Management Fund Perubahan Iklim Bank Dunia Erwin De Nys memastikan bahwa Carbon Fund akan membeli kelebihan penurunan emisi Kaltim untuk laporan pertama tahun 2019-2020 sebesar 1 juta ton CO2e dari total 10 juta ton CO2e.
“Adapun penentuan harga per ton CO2e akan dilakukan antara tim negosiator Kaltim dan Pemerintah Indonesia dengan Tim Bank Dunia setelah laporan penurunan emisi pertama Kaltim diterima oleh Carbon Fund dari pihak auditor Bank Dunia,” sebut Gubernur.
Seperti diketahui bahwa Carbon Fund Bank Dunia menyetujui untuk membayar penurunan emisi karbon Kaltim sebanyak 22 juta ton CO2e atau sebesar USD 110 juta.
Berdasarkan laporan pertama penurunan emisi, Kaltim berhasil menurunkan emisi dari tahun 2019 sampai Desember 2020 sebanyak 32 juta ton CO2e. Ada sekitar 10 juta ton CO2e kelebihan penurunan emisi yang bisa diperdagangkan.
Satu juta ton CO2e dari kelebihan tersebut akhirnya disetujui akan dibeli oleh Carbon Fund dengan harga yang lebih besar dari pembayaran pertama. Dengan demikian, Carbon Fund akan membayar kompensasi penurunan emisi Kaltim sebanyak 23 juta CO2e.
“Kita patut bersyukur dengan kesepakatan ini dan berharap kelebihan penurunan emisi yang sekitar 9 juta ton CO2e juga terbayarkan nantinya,” harap Gubernur.