Kepala SMKN 3 Balikpapan, Sukarni Chandra menyebut peristiwa di sakitnya lima siswa di sekolahnya kemungkinan besar bukan karena keracunan. (IDN Times/Erik Alfian)
Kepala SMKN 3 Balikpapan, Haji Sukarni Chandra memberikan klarifikasi terkait isu dugaan keracunan makanan bergizi (MBG) yang sempat beredar melalui sebuah video di media sosial. Ia menegaskan bahwa kasus tersebut bukan karena keracunan, melainkan faktor kelelahan siswa setelah beraktivitas.
“Sebenarnya saya ingin mengklarifikasi video yang sempat beredar. Anak kami ini awalnya olahraga, kecapekan, kemudian MBG-nya agak telat. Biasanya jam 8 sudah makan, tapi kemarin baru makan sekitar jam 11. Nah, kebetulan yang masuk rumah sakit itu adalah yang makan di tahap kedua. Tapi bukan berarti ini terkait keracunan MBG, karena saya tidak berani memastikan. Hasil penelitian Dinas Kesehatan juga belum keluar,” jelas Sukarni.
Menurut Sukarni, ada lima siswa yang sempat mendapat perawatan di rumah sakit. Empat orang dibawa langsung, sementara satu lainnya sempat viral karena menggunakan jasa tranportasi daring untuk menuju rumah sakit.
Kelima siswa itu adalah Herfina Alissha Queenza, Najmah Hayyu Tian Putri, Vanessa Felove Aditi Marviani, Anisa Rahma, keempatnya merupakan siswi kelas XI. Sedangkan satu siswa lagi adalah Hanin siswi kelas X.
“Padahal yang sempat viral itu bukan karena sakit akibat MBG, melainkan kecapekan. Setelah dicek darahnya di RS Balikpapan Baru, hasilnya negatif semua. Mereka diperbolehkan pulang. Hanya satu siswa leukositnya agak tinggi, tapi dokter bilang itu karena batuk pilek, bukan keracunan,” ungkapnya.
Dari lima siswa tersebut, tiga di antaranya sudah kembali masuk sekolah pada Jum'at (26/9/2025).
“Lima siswa itu berasal dari kelas XI Akuntansi 1, kecuali satu dari kelas X Akuntansi 1. Jadi tidak ada penyebab keracunan dari MBG,” kata Sukarni.
Program MBG di SMKN 3 Balikpapan sudah berjalan sekitar satu bulan dengan total 1.644 porsi setiap hari. Sukarni menegaskan, sejauh ini tidak ada masalah berarti.
“Selama ini tidak pernah ada kendala. Paling hanya soal selera, karena makanannya memang tidak menggunakan MSG. Jadi bukan soal keamanan makanan,” pungkasnya.