Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bom udara peninggalan perang dunia II yang ditemukan di Penajam (IDN Times/Ervan)
Bom udara peninggalan perang dunia II yang ditemukan di Penajam (IDN Times/Ervan)

Penajam, IDN Times - Bahan peledak atau bom ditemukan di kawasan hutan Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim). Bom itu awalnya diduga bom torpedo, ternyata itu adalah bom udara peninggalan Perang Dunia II. Bom itu kini telah menjadi salah satu koleksi Museum Mulawarman sebagai bukti sejarah.

“Bom udara itu sudah dibawa ke Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) Satuan Peralatan Kodam (Paldam) VI/Mulawarman untuk diidentifikasi lebih lanjut, kini dijadikan sebagai bukti sejarah di Museum Mulawarman,” tegas Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0913/PPU, Letnan Kolonel Infantri Arfan Affandi kepada IDN Times, Jumat (5/1/2024) di Penajam.

1. Bom udara diduga peninggalan Perang Dunia II

Kapten Inf Marthinus Aluy bersama anggota Babinsa dan warga datangi lokasi penemuan bom (IDN Times/Ervan)

Bom udara diduga peninggalan Perang Dunia II itu ditemukan oleh dua warga  Kelurahan Gunung Seteleng, penajam pada Rabu (3/1/2024). Setelah identifikasi dan dinyatakan aman, kini bom itu disimpan di Museum Mulawarman karena merupakan bukti sejarah.

Amunisi jenis bom tersebut merupakan bom udara yang dilepaskan dari pesawat. Memiliki daya ledak hingga radius 50 meter, sehingga dapat mencelakai dan membinasakan pada radius 100 meter.

“Bom itu berbentuk lonjong, kondisinya telah berkarat, memiliki panjang sekitar 90 sentimeter dengan diameter kisaran 60 sentimeter. Dari diidentifikasi bom itu sudah tidak aktif lagi.” tegasnya.

2. Bom itu sudah tidak aktif lagi

Ranmor Jihandak Kodam Mulawarman datangi lokasi penemuan bom di Penajam (IDN Times/Ervan)

Ia menerangkan, bom itu sudah tidak aktif lagi karena usia diperkirakan sudah mencapai puluhan tahun. Selain itu, bagian dalam bom sudah terkontaminasi dengan udara luar. Ini menyebabkan daya ledak sudah tidak ada lagi.

Diduga bom tidak bisa meledak karena saat jatuh tidak membentur benda keras. Ia mengatakan kemungkinan pada saat Perang Dunia II, wilayah Kabupaten PPU penuh rawa, sehingga ketika itu bom tidak membentur benda atas tanah yang keras.

“Wilayah PPU merupakan daerah atau medan pertahanan dalam pertemuan kala perang dunia kedua. Hal ini dibuktikan banyak ditemukan meriam-meriam di wilayah Kelurahan Gunung Seteleng dan Kelurahan Jenebora di Kecamatan Penajam. Termasuk makam pejuang,” tuturnya.

3. Koramil Penajam amankan bom udara

Potret Perang 10 November 1945 di Surabaya. (Dok. Nahdlatul Ulama)

Diberitakan, Koramil 0913-01/Penajam berhasil mengamankan bom awalnya diduga jenis torpedo ternyata bom udaran dan merupakan peninggalan zaman perang dunia 2, Rabu (3/1/2024) pukul 10.40 Wita. Komandan Koramil Penajam Kapten Inf Marthinus Aluy memimpin langsung pengamanan bom di sekitar hutan Kelurahan Buluminung Kecamatan Penajam Kabupaten PPU, Kaltim.

Benda berbahaya ini sebelumnya ditemukan oleh tiga warga Kelurahan Gunung Seteleng. Di antaranya Yaman, Rey Dendo, dan Yaka Saputra, saat mereka berniat untuk menjerat babi hutan. 

“Kami dari Koramil telah amankan satu buah benda diduga torpedo sisa peninggalan PD 2 merupakan temuan warga bernama Yaman,” kata Marthinus Aluy kepada IDN Times ditemui di lokasi penemuan.

Editorial Team