Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Walikota Bontang, Neni Moerniaeni. (Dok. Istimewa)
Walikota Bontang, Neni Moerniaeni. (Dok. Istimewa)

Bontang, IDN Times – Kota Bontang terus menunjukkan pertumbuhan investasi yang signifikan. Harapannya, hal ini dapat meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) lokal.

Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), total investasi yang tercatat sepanjang 2024 mencapai Rp2,7 triliun, meningkat 12,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, meskipun investasi berkembang pesat, angka pengangguran di Bontang masih menjadi perhatian serius. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di daerah ini mencapai 7,41 persen, menjadikannya tertinggi di Kalimantan Timur.

1. Wali Kota Neni fokus tangani pengangguran

Ilustrasi pengangguran. Dok. Istimewa/IDN Times

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, terus memprioritaskan pengurangan pengangguran sebagai salah satu fokus utama pemerintahannya. Neni menyebutkan bahwa peraturan daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Rekrutmen dan Penempatan Tenaga Kerja telah menegaskan kewajiban perusahaan untuk mempekerjakan 75 persen tenaga kerja lokal. Namun, implementasi di lapangan masih menghadapi tantangan.

Investasi besar yang masuk ke Bontang, seperti pembangunan Pabrik Soda Ash, banyak melibatkan sektor industri kimia yang membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan khusus. Meskipun ada aturan yang jelas, kesiapan tenaga kerja lokal dalam bidang-bidang yang membutuhkan keahlian tinggi masih terbatas, sehingga perusahaan seringkali merekrut tenaga kerja dari luar daerah.

2. Serapan tenaga kerja belum optimal

Editorial Team

EditorLinggauni

Tonton lebih seru di