Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
David Muhamad akan menempati jabatan baru sebagai Kepala Subdirektorat Pendayagunaan Sumber Daya Pengamanan Hutan di Ditjen Gakkum KLHK. (IDN Times / Erik Alfian)
David Muhamad akan menempati jabatan baru sebagai Kepala Subdirektorat Pendayagunaan Sumber Daya Pengamanan Hutan di Ditjen Gakkum KLHK. (IDN Times / Erik Alfian)

Balikpapan, IDN Times - Proses penyelidikan tambang ilegal di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Universitas Mulawarman terus berjalan. Di tengah upaya ini, muncul kabar soal mutasi pejabat penting di KLHK.

Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri KLHK Krisdianto membenarkan penggantian pejabatnya, yakni Kepala Gakkum KLHK Wilayah Kalimantan berganti dari sebelumnya David Muhammad digantikan Leonardo Gultom pada Senin 21 April 2025 lalu. 

Mutasi dimaksudkan sebagai bagian dari penguatan sistem kepegawaian berbasis merit di Kementerian Kehutanan.

"Sebanyak 1.161 pejabat dilantik pada Senin (21/4/2025) di Jakarta," ujar Krisdianto dalam keterangan resminya, Minggu (27/4/2025).

David Muhammad nantinya akan menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Pendayagunaan Sumber Daya Pengamanan Hutan di Ditjen Gakkum KLHK.

1. Penyelidikan kasus KHDTK jalan terus

Sekitar 10 orang sudah dimintai keterangan oleh Gakkum Kehutanan. (Dok. KHDTK Lempake)

Kepala Seksi Wilayah II BPPHLHK Kalimantan, Anton Jumaedi, juga membenarkan mutasi ini. Ia menegaskan, pergantian pimpinan tidak memengaruhi jalannya penyelidikan kasus KHDTK Lempake atau Hutan Pendidikan Unmul.

"Pak Leonardo sebelumnya bertugas di Jakarta. Mutasi ini hal biasa, sama seperti saya yang dulu bertugas di Kalbar," kata Anton.

Ia menambahkan, penyelidikan terhadap dugaan penyerobotan Hutan Pendidikan Unmul oleh aktivitas tambang tetap dilanjutkan.  

"Kasusnya tetap berjalan, kami masih terus melakukan pendalaman," tegasnya.

2. Kasus mulai temui titik terang

Gakkum Kehutana sudah memeriksa keterangan sejumlah pihak untuk mengetahui siapa di balik pembukaan lahan di KHDTK Lempake, Samarinda. (Dok. KHDTK Lempake)

Pada Selasa (22/4/2024) kemarin, David Muhammad menyebut proses penyelidikan kasus perambahan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Lempake atau yang lebih dikenal dengan Hutan Pendidikan Unmul, Samarinda mulai menunjukkan titik terang. Meski saat tim dari Gakkum LHK Wilayah Kalimantan turun ke lokasi tidak ditemukan aktivitas apa pun, aparat kini telah mengidentifikasi dua pelaku lapangan serta dua perusahaan yang diduga terlibat dalam aktivitas tambang tanpa izin tersebut.

“Prosesnya masih pada tahap penyelidikan. Saat kami sampai ke lokasi, aktivitas sudah tidak ada. Tidak ada orang, tidak ada alat berat,” ujar David Muhammad.

Berdasarkan dokumentasi dari mahasiswa Fahutan Unmul yang sebelumnya sempat turun ke lapangan, tim Gakkum LHK Wilayah Kalimantan berhasil mengidentifikasi dua orang berinisial RK dan AG yang diduga sebagai pelaku lapangan.

“Kami dapat foto dari mahasiswa. Dari situ kami telusuri dan dapat identitasnya. Rumah keduanya juga sudah kami ketahui,” lanjut David.

Keduanya diduga bekerja di perusahaan yang beroperasi di lokasi tersebut. Tim dari Gakkum LHK telah melakukan pelacakan dan kini sedang memproses pemanggilan terhadap perusahaan tempat keduanya bekerja. David menjelaskan, RK dan AG masih diperlakukan sebagai saksi karena penyelidikan belum naik ke tahap penyidikan.

“Kami sudah datangi rumah mereka, imbau untuk kooperatif. Setelah itu kami panggil secara resmi. Tapi tuduhannya bukan ke perorangan, melainkan ke sistem bisnisnya secara keseluruhan,” jelasnya.

3. Dua perusahaan diduga turut terlibat

Foto udara areal KHDTK Lempake Samarinda, yang dirambah perusahaan tambang. (Dok. KHDTK Lempake Samarinda)

Dari hasil penelusuran, dua perusahaan penyewa alat berat diduga terlibat, yakni TAA dan HBB, tempat di mana AG dan RK bekerja. Kedua perusahan itu diduga bekerja sama dengan KSU PUMMA, entitas yang diduga menjadi pelaksana utama aktivitas perambahan tersebut.

Ia juga menekankan bahwa keterlibatan dua perusahaan tersebut masih dalam tahap pengumpulan keterangan. Meski begitu, pemanggilan terus dilakukan untuk memperkuat pembuktian awal.

“Kami butuh kesabaran dalam proses ini. Semua pihak cenderung menghindar. Kami sudah lacak nomor HP, cek ke keluarga, bahkan minta bantuan Polri untuk pelacakan elektronik,” ungkapnya.

Saat ditanya soal keterlibatan dua orang pelaku lapangan—apakah hanya membuka lahan atau sampai menambang—David menyatakan bahwa keterangan lengkap belum bisa diperoleh karena keduanya belum hadir untuk diperiksa.

Salah satu perwakilan teknis dari perusahaan ABB juga belum bisa dimintai keterangan karena sedang menunaikan ibadah umroh, dan diperkirakan kembali dua hingga tiga hari ke depan.

“Kalau teknisnya datang, kita bisa mulai dapat gambaran utuh. Tapi ya memang butuh waktu. Kalau tangkap tangan, kami bisa langsung lakukan penyidikan,” ujarnya.

Terkait rumor adanya keterlibatan aparat dalam kasus ini, David menegaskan bahwa sejauh ini belum ditemukan bukti ke arah sana.

“Belum ada indikasi. Kalau nanti dalam proses penyidikan ditemukan pengakuan atau bukti keterlibatan aparat penegak hukum, tentu akan kami tindak lanjuti,” tegasnya.

Editorial Team