BPBD: Ada 10 Kebakaran Lahan di Balikpapan Tahun 2019

Kebakaran lahan yang terjadi di Balikpapan ini dapat disebabkan oleh dua faktor, selain faktor alam juga ada faktor kesengajaan warga masyarakat untuk membuka lahan pertanian.

Hal ini dilakukan karena membakar lahan untuk perkebunan biayanya cukup murah dibandingkan membuka lahan dengan cara lain. Sementara kebakaran lahan karena faktor alam bisa disebabkan karena adanya kandungan batu bara yang ada di lahan tersebut.

Sementara, kebakaran yang terjadi di kawasan RT 57 Kelurahan Sepinggan Baru, Balikpapan Selatan, diduga karena sengaja dibakar lantaran lahan tersebut akan dijadikan tanah kavling.

Hal ini ditegaskan oleh ketua RT 57 Ekonius. "Saya dapat laporan warga saya langsung ke titik api awal, namun saat sampai di lokasi sudah tidak ada orang yang dimaksud," jelasnya.

Ekonius menambahkan, bahwa api mulai membesar sekitar pukul 14.20 WITA. Melihat adanya kebakaran tersebut Eko, langsung menghubungi petugas BPBD Balikpapan agar dapat segera memadamkan api.

Kobaran api yang membesar dan terus membakar semak belukar disebabkan hembusan angin yang cukup kencang saat kebakaran lahan terjadi. Kendala yang di hadapi oleh petugas BPBD Kota Balikpapan adalah tidak ada akses jalan menuju lokasi titik api.

Triadi menjelaskan, kebakaran lahan yang terjadi di kawasan RT 57 Kelurahan Sepinggan baru, Balikpapan Selatan, bukan kejadian yang luar biasa, sehingga hanya unit kecil saja yang diturunkan. Tidak ada alat khusus yang diterjunkan, selain hanya dengan melakukan semprot di lokasi yang terbakar.

Sementara Ekonius menyampaikan, kebakaran lahan yang terjadi di wilayahnya bukanlah yang pertama kalinya, melainkan sudah terjadi selamat 5 kali.

"Sejak jadi RT sudah ada lima kali kebakaran lahan yang terjadi, di kawasan Sepinggan Baru, Balikpapan Selatan," ucap Eko.

Eko berharap agar kejadian ini tidak lagi terjadi, terlebih kebakaran lahan ini dilakukan secara sengaja. Membakar lahan dapat merugikan masyarakat sekitar, selain itu juga asap tebal dapat menggangu aktifitas warga, pungkas Eko