Mandiri Tunas Finance mencatat penyaluran kredit hingga September 2019 mencapai Rp20 triliun. Sekitar 60 persen dipergunakan untuk pembiayaan kredit kendaraan roda empat dan sisanya dipergunakan untuk pembiayaan kredit kendaraan perusahaan.
Arya menjelaskan tahun 2018 ke 2019 pertumbuhan pembiayaan di Mandiri Tunas Finance naik 10 persen. Pihaknya menargetkan pertumbuhan pembiayaan di Mandiri Tunas Finance juga dapat mencapai 10 persen pada tahun 2020.
Ia menjelaskan untuk meningkatkan potensi bisnis pembiayaan di Mandiri Tunas Finance, pihaknya akan memfokuskan pada pengembangan Program Cash Aja yang merupakan pembiayaan multiguna yang dilakukan dengan jaminan kendaraan.
Data nasabah yang disalurkan oleh perusahaan fintech dapat dipergunakan untuk mencari nasabah yang akan mengajukan kredit pembiayaan pembelian kendaraan baru di Mandiri Tunas Finance.
“Jadi artinya kita gak membiayai langsung tapi kita melalui fintech, karena mereka sudah punya sarananya yang mendukung sehingga mereka bisa menyalurkan itu dengan baik. Data nasabah yang ada bisa kita follow up. Sebagai contoh pengusaha sepatu awalnya pinjam di fintech, ini bisa kita follow up siapa tahu butuh kredit mobil boks atau lainnya,” jelasnya.
Selain itu, kerja sama dengan perusahaan fintech juga memperluas jangkauan perbankan yang selama ini terbatas pada nasabah yang sudah terbiasa dengan pinjaman perbankan.
“Mereka unbankable ketika sudah terbiasa meminjam dengan fintech,. Diharapkan sesudah terbiasa akan beralih menjadi bankable yang dapat kita follow up,” tambahnya.