Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya
Ilustrasi potret Ekowisata Mangrove Wonorejo. (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Berau, IDN Times - Bupati Berau, Kalimantan Timur, Sri Juniarsih Mas mengajak masyarakat pesisir bersama pemerintah menjaga kelestarian ekosistem mangrove sebagai upaya melindungi lingkungan sekaligus memperkuat ekonomi berkelanjutan.

Menurutnya, keberadaan mangrove sangat penting karena berperan menahan gempuran ombak, membantu menekan pemanasan global, serta menjadi habitat ikan, udang, dan kepiting yang bernilai ekonomi bagi warga pesisir.

“Mari kita jaga laut dan mangrove, karena ekosistem ini menjadi sumber penghidupan masyarakat. Kekayaan alam ini harus dirawat dan dilestarikan,” kata Sri Juniarsih diberitakan Antara di Berau, Selasa (2/12/2025).

1. Benteng alami untuk ketahanan lingkungan

Sri Juniarsih, calon Bupati Berau saat mencoblos di TPS pada Pilkada Berau 2020 (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ia menjelaskan, mangrove merupakan benteng alami yang mampu melindungi permukiman dari berbagai ancaman bencana. Selain itu, mangrove juga bisa mendatangkan pendapatan melalui skema dana karbon. Salah satunya dirasakan Kampung Buyung-Buyung yang tahun ini menerima dana karbon sebesar Rp349 juta.

Berau memiliki kawasan mangrove seluas 80 ribu hektare, menjadi yang terluas di Kalimantan Timur yang mencapai total 240 ribu hektare. Secara nasional, Indonesia memiliki sekitar 3,1 juta hektare mangrove atau 22,6 persen dari total mangrove dunia.

2. Sebaran hutan mangrove di Berau

Ilustrasi potret Ekowisata Mangrove Kampung Baru (diskominfo.kaltimprov.go.id)

Adapun sebaran mangrove di sejumlah kampung di Berau antara lain: Pegat Batumbuk 700 ha, Tanjung Batu 18 ha, Buyung-Buyung 28 ha, Tabalar Muara 97 ha, Gurimbang 26 ha, Pilanjau 100 ha, dan Pantai Harapan 23 ha.

Sehari sebelumnya, saat membuka syukuran HUT ke-74 Kampung Buyung-Buyung pada Senin (1/12), Sri Juniarsih kembali menegaskan bahwa kampung tersebut memiliki potensi mangrove yang luas dan indah. Potensi itu, katanya, harus dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan warga.

3. Pengembangan kawasan untuk sektor lainnya

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbayah Bakar melakukan penanaman mangrove di Sotek PPU Kaltim, Minggu (11/9/2022). (IDN Times/Hilmansyah)

Sebagai kampung berstatus maju, Buyung-Buyung dinilai memiliki banyak peluang yang bisa dimaksimalkan, mulai dari swasembada beras, potensi laut, hingga pengembangan sektor wisata yang didukung panorama alam dan hamparan mangrove.

“Penting bagi kepala kampung untuk terus meningkatkan kualitas SDM agar produktivitas pertanian semakin meningkat. Hasil laut yang melimpah juga menjadi peluang besar, sementara pemerintah siap mendukung pemasaran produk agar bisa menembus pasar lebih luas,” ujarnya.

Editorial Team