Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
kabid-psmp-disdikbud-balikpapan-pimpin-rapat-koordinasi-dengan-kepala-sekolah-smp-se-kota-balikpapan-67e0b3d9afc86.jpg
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (PSMP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan, Supriyani. (Dok. Disdikbud Baikpapan)

Balikpapan, IDN Times – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) tengah mempersiapkan penerapan mata pelajaran coding atau pemrograman komputer sebagai salah satu mata pelajaran pilihan di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (PSMP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan, Supriyani mengatakan bahwa saat ini para guru masih dalam proses pelatihan untuk mempersiapkan pengajaran materi coding di sekolah. “Untuk coding, guru-guru baru mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diselenggarakan oleh BGTK (Balai Guru Penggerak),” kata Supriyani kepada IDN Times, Sabtu (19/7/2025).

1. Coding bukan mata pelajaran wajib

Ilustrasi siswa SMP di Balikpapan. (Dok. Disdikbud Balikpapan)

Ia menjelaskan bahwa pelatihan tersebut direncanakan berlangsung pada Agustus 2025, sehingga untuk semester ganjil tahun ajaran 2025/2026 ini, mata pelajaran coding belum dapat diterapkan di sekolah. “Jadi untuk semester ini belum ada mata pelajaran pilihan coding,” ujarnya.

Meski belum diterapkan semester ini, Supriyani menyebut ada peluang bahwa pelajaran coding bisa mulai dikenalkan pada semester berikutnya. Namun ia mengingatkan bahwa pelajaran ini bersifat pilihan, bukan mata pelajaran wajib.

“Kalau bisa dimulai, ya semester depan. Tapi coding ini kan mata pelajaran pilihan, bukan wajib. Biasanya mapel baru muncul di awal tahun ajaran, bukan di tengah semester,” jelasnya.

2. Peserta Bimtek ditentukan kementerian

Ilustrasi siswa SMP di Balikpapan. (Dok. Disdikbud Balikpapan)

Terkait jumlah guru yang akan mengikuti pelatihan (Bimtek), Supriyani mengatakan bahwa penentuan peserta Bimtek bukan kewenangan daerah, melainkan langsung ditetapkan oleh pemerintah pusat. “Jumlahnya berbeda-beda, sudah diatur oleh pusat karena sumber dananya dari BOS Kinerja/BOSP ,” ujarnya.

Disdikbud Balikpapan, menurutnya, menyambut baik rencana penerapan coding di sekolah karena sejalan dengan kebutuhan literasi digital di era teknologi saat ini. Bahkan, sebelumnya telah ada beberapa inisiatif pengenalan coding di sekolah-sekolah tertentu. Meski penerapan coding juga menghadapi tantangan. Terutama soal ketersediaan SDM.

“Kemarin sudah ada pengenalan coding juga untuk beberapa sekolah. Dua tahun lalu juga ada Bimtek coding bagi guru TIK yang difasilitasi oleh Diskominfo Banjarmasin, meskipun pesertanya masih sedikit,” ungkapnya.

3. SDM dan fasilitas jadi tantangan

Ilustrasi siswa SMP di Balikpapan. (Dok. Disdikbud Balikpapan)

Supriyani menambahkan, penerapan mata pelajaran coding di SMP di Kota Balikpapan juga menghadapi sejumlah tantangan, terutama soal SDM dan fasilitas di sekolah yang belum merata. Apalagi, belum semua sekolah memiliki perangkat TIK yang canggih. "Pasti tantangan utama di SDM. Selain itu kan fasilitas TIK juga belum merata sepenuhnya," ucap dia.

Namun demikian, Supriyani berharap para siswa bisa mendapatkan bekal keterampilan digital sejak dini, yang akan berguna baik dalam pendidikan lanjutan maupun dunia kerja kelak dengan adanya mata pelajaran coding ini.

Editorial Team