Belasan siswa di Ketapang diduga keracunan MBG. (IDN Times/Istimewa).
Usai viral kasus siswa keracunan MBG, orang tua murid di Ketapang merasa resah. Sejak insiden itu, banyak wali murid memilih melarang anak mereka menyantap menu MBG yang dibagikan di sekolah.
“Daripada berisiko, lebih baik anak saya bawa bekal dari rumah,” ucap Ratna, 36 tahun, warga Benua Kayong.
Sedangkan, Susilo, 53 tahun, wali murid di salah satu SD swasta di Ketapang, mengaku trauma setelah mendengar kabar keracunan sehari sebelumnya.
“Hari ini lebih banyak siswa tidak berani makan MBG. Kami juga melarang anak kami. Risikonya lebih besar daripada manfaatnya,” ujarnya.
Peristiwa ini berdampak luas di lapangan, kekhawatiran itu terlihat jelas. Kepala Sekolah SD Santa Monica, Yohanes Aliman, menyebut konsumsi MBG di sekolahnya menurun drastis.
“Biasanya habis, tapi hari ini banyak makanan masih utuh, bahkan tidak dibuka dari wadahnya,” terang Yohanes.
Para wali murid mendesak pemerintah daerah segera melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari kualitas bahan, kebersihan dapur, hingga distribusi makanan.