Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, Satgas Penanggulangan COVID-19 di Provinsi Bali telah memakai web SSO dalam hal pemutakhiran data COVID-19, sejak akhir tahun 2020 lalu.
Web SSO ini sendiri merupakan sebuah sistem terintegrasi satu pintu yang hanya bisa diakses (Login) menggunakan satu ID dan satu password. Sistem ini dapat menghubungkan seluruh layanan kesehatan yang melayani COVID-19.
"Setiap layanan kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit yang melayani COVID-19 bisa mengakses sistem ini. Sehingga mereka masing-masing bisa langsung memasukkan data kasus COVID-19," ujar Suratmika, Jumat (15/1/2021).
Dalam pelaporan kasus COVID-19 yang terbaru, setiap layanan kesehatan diminta untuk memasukkan semua data positif ke dalam web SSO sebelum pukul 13.00 Wita.
"Namun terkadang karena banyaknya laporan, transfer data dari tim dan keterbatasan tenaga, target ini bisa molor dan clear jam 15.00 Wita," ungkap Suratmika.
Selain itu ada juga kasus positif COVID-19 yang hasilnya keluar hari ini, tetapi karena pendataan telah melebihi waktu yang ditargetkan, maka pelaporan kasus dimasukkan pada keesokan harinya.
"Tetapi data antara Kabupaten dengan provinsi akan sama dengan sistem ini," terang Kepala Bidang Penanganan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Tabanan, dr Ketut Nariana.
Beralih ke Kabupaten Klungkung, pendataan kasus COVID-19 selama ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Klungkung, dengan memanfaatkan tenaga surveilans yang tersebar di empat kecamatan wilayah Klungkung (Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Dawan, dan Kecamatan Nusa Penida).
Data perkembangan kasus harian itu lalu diteruskan ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Data inilah yang menjadi acuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menentukan status risiko penularan COVID-19 di Klungkung.
"Setelah ada warga terkonfirmasi positif, tim surveilans kami langsung melakukan tracking. Kembali dilakukan swab PCR terhadap orang-orang yang kontak (Kontak erat dengan warga terkonfirmasi positif COVID-19)," jelas Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, dr Ni Made Swapatni, Jumat (15/1/2021).
Sementara, Direktur RSUD Klungkung, Dr I Nyoman Kesuma, mengatakan maksimal Laboratorium PCR RSUD Klungkung bisa menguji 500 sampel dalam sehari. Lab PCR ini hanya satu-satunya di Klungkung, dan dalam operasionalnya melayani uji swab masyarakat yang tersebar di empat kecamatan wilayah Klungkung.
"Dengan adanya alat pengujian swab test ini, pemeriksaan masyarakat cepat diketahui hasilnya dibandingkan ketika harus membawa ke laboratorium rujukan, yang hasilnya baru keluar paling cepat tiga hari. Lantaran antrean panjang dari seluruh wilayah di Bali. Sehingga kinerja pendataan Satgas COVID-19 di Klungkung juga lebih cepat," terang Kesuma.
Tenaga surveilans pun masih mencukupi. Masalahnya, masih banyak warga yang tak mau tes karena stigma negatif penderita COVID-19. "Biasanya kalau kami tracking, ada masyarakat yang enggan untuk tes swab. Alasannya mereka takut dijauhi masyarakat sekitar. Itu yang cukup menyulitkan kami," jelas seorang tim surveilans di Klungkung, Ketut Adnyani.
Ia beberapa kali harus memberikan penjelasan kepada masyarakat, bahwa tracking dan pendataan COVID-19 penting dilakukan untuk memutus rantai penyebaran.
Sementara dalam pantauan IDN Times, masih ada perbedaan data kasus COVID-19 di Kabupaten Klungkung dengan Provinsi Bali. Contohnya data pada Senin (11/1/2021). Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kabupaten Klungkung, pasien yang terkonfirmasi sebanyak 1.023 orang dan masih dalam perawatan sebanyak 25 orang. Sedangkan data Satgas COVID-19 Provinsi Bali menyebutkan, pasien yang terkonfirmasi positif sebanyak 1.026 orang dan masih dalam perawatan 28 orang.
Begitu pun dengan data kasus Satgas COVID-19 Provinsi Bali dengan Satgas COVID-19 pusat juga menunjukkan perbedaan baik dari angka kumulatif pasien konfirmasi, sembuh dan meninggal dunia seperti yang dihimpun IDN Times per 11-15 Januari 2021.(selengkapnya lihat tabel)