Anggota DPR RI Dapil Kaltim, Syafruddin. (Dok. DPR RI)
Anggota DPR RI Dapil Kaltim, Syafruddin, juga menyoroti kemungkinan pemangkasan DBH ini. Menurutnya, DBH adalah hak daerah yang seharusnya dikembalikan ke daerah penghasil. “Nah, oleh karena itu saya melihatnya menjadi aneh, alasannya juga apa kan kita tidak tahu,” ucapnya.
Syafruddin menduga pemangkasan DBH bukan pengurangan, melainkan penundaan agar tidak terjadi tumpang tindih anggaran. Ia mencontohkan pemerintah pusat sudah mengalokasikan Rp335 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis, Rp757,8 triliun untuk pendidikan, serta Rp244 triliun untuk kesehatan. Di sisi lain, Pemprov Kaltim juga punya program besar seperti beasiswa gratis pol, jaminan kesehatan gratis, hingga pendidikan gratis.
“Jangan sampai pemerintah pusat mengalokasikan anggarannya, pemerintah provinsi juga melakukan hal serupa terhadap berbagai sektor yang sama,” tegas Udin.