Norsan-Krisantus menyapa pendukungnya. (IDN Times/Teri).
Usai Norsan beroarsi, dilanjutkan dengan Krisantus. Kriantus yang telah berpengalaman di bidang politik merasa hafal dengan aspirasi dan keluhan-keluhan rakyat.
“Kami bertarung untuk menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur. Saya pengalamnnya jadi DPD Kabupaten, anggota DPD Provinsi, anggota DPR RI pernah. Jadi saya sudah tahu, jadi gak usah bertanya kalau saya datang ke DPR ketika rapat anggaran karena kita sudah paham kebutuhan masyarakat yang jadi aspirasi,” lanjut Krisantus.
Pada kesempatan ini, dia membahas soal pemekaran Kapuas Raya. Menurut Krisantus, pemekaran Kapuas Raya tak bisa diwujudkan langsung lewat Pemerintah Provinsi, namun harus dibahas di badan legislasi DPR.
“Pemekaran itu tidak bisa dijanjikan oleh Pemerintah Provinsi, tidak bisa diwujudkan oleh Pemerintah Provinsi karena pengalaman saya di DPR RI, itu harus dibahas dulu di badan legislasi DPR. Rancangan undang-undang otonomi baru setelah itu masuk ke prolegnas,” paparnya.
Namun kata dia, jika Undang-Undang Otonomi Daerah tentang Kapuas Raya sudah siap dan diundangkan, Norsan-Krisantus sudah bersiap untuk pembangunannya untuk menjadi lebih baik.
Di ujung orasi, Norsan juga sempat bilang jika dirinya mendapat mandat jadi Gubernur Kalbar, dia tidak akan menjadi Gubernur yang anti kritik. Dia bilang akan mendengar kritis dan masukan dari warga Kalbar.
“Kami akan dengar masukan kritik dari warga Kalbar. Dan juga kami akan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup jangan sampai alam kita rusak dan buat cucu kita menderita,” tukas Norsan.
Usai orasi, keduanya diarak berjalan kaki oleh kader dan pendukungnya dari Kluwi Cafe menuju KPU Provinsi Kalbar untuk mendaftarkan pencalonan diri.