Rusmadi mengatakan, "Kita operasi kucing-kucingan dengan mereka (penambang ilegal), bila mau ada razia pasti sepi. Saya tidak berani juga mengatakan ada atau tidaknya (orang dalam yang memberi informasi kepada penambang) yang jelas pas patroli gabungan ketangkap baru kita ketahuan siapa yang bermain."
Saat patroli seringkali mereka hanya menemukan alat-alat berat untuk mengupas tanah atau mengeruk batu bara yang ditinggalkan begitu saja oleh penambang ilegal. "Saya langsung membawa mekanik khusus alat berat (untuk menyabotase), karena rata-rata bila kami ke lapangan pasti kita tidak ketemu orang, pasti orangnya kabur."
Rusmadi menambahkan, "Seperti minyak kita bocorkan, mesin kita angkut, kita pangkas mata rantainya. sekarang ini sedang senyap."
Sementara untuk alat berat yang ditemukan di area konservasi Bukit Soeharto ini, Rusmadi menjelaskan sebenarnya kalau di kawasan konservasi alat tidak bisa dilelang melainkan dimusnahkan.
"Kalau di hutan lindung barang ketemu bisa dilelang, kalau (di wilayah) konservasi benda apapun di dalam harus dihancurkan. Karena besi akhirnya ditumpuk saja sebagai barang bukti, tapi tidak ada satupun yang berani datang. Kalau datang, ini sudah pelakunya," katanya.
Ia menambahkan tidak hanya barang namun juga bangunan, "Seperti kemarin ada bangunan di pinggir jalan tol saya tidak tahu siapa yang punya dibangun rumah megah sekali sudah kita peringati, kita bakar. Harus kita musnahkan," jelasnya.