Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pengisian BBM di SPBU. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Samarinda, IDN Times - Kebijakan Pertamina yang memberlakukan aturan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite pada malam hari untuk menghindari kemacetan mendapat kritik dari para wakil rakyat di Kota Tepian.

Kritik yang dilayangkan para anggota DPRD Samarinda bukan tanpa alasan. Sebab ada enam SPBU di Samarinda yang melayani penjualan pertalite pada pukul 7 hingga tengah malam, tepatnya pukul 00.00 Wita.

"Apakah efektif aturan pembelian pertalite di malam hari. Kasihan masyarakat yang harus bekerja di pagi hari," jelas Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani seperti dikutip dari ANTARA pada Senin (31/10/2022).

1. Batasi jumlah pembelian

Layanan motoris BBM Pertamina. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Sebagaimana yang diketahui, enam SPBU yang memberlakukan penjualan pertalite di malam hari itu berada di Jalan Juanda, Kesuma Bangsa dan Diponegoro.

Lanjut Jaya selain aturan waktu pasalnya pembelian pertalite juga dibatasi terkait jumlahnya. Yakni para pelanggan maksimal hanya dibolehkan membeli sebanyak Rp 300 ribu.

"Apakah itu semua bisa menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan," tegasnya.

2. Pertamina diminta bijak terapkan aturan

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Dengan seluruh formulasi kebijakan yang dikeluarkan Pertamina untuk mengatasi antrean pembelian pertalite di sejumlah SPBU itu, nyatanya kemacetan masih saja terjadi. Sehingga tak ayal kalau para legislatif melontarkan pertanyaan dan kritiknya.

“Harusnya pertamina bisa bijak dalam menyikapi masalah ini, jangan langsung membuat aturan seperti itu," katanya.

3. Minta pertamina kaji ulang aturan

Ilustrasi berkas. google

Untuk itu, Politisi dari fraski PDI Perjuangan itu meminta pihak Pertamina bisa mengkaji ulang aturan tersebut. Sehingga masyarakat tidak dirugikan atas kebijakan yang diterapkan.

"Jangan sampai masyarakat yang menjadi korban. Karena harus mengantre beli BBM sampe malam, terus besoknya masyarakat sulit untuk bekerja paginya," jelasnya 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team