ilustrasi keluarga (pexels.com/Antoni Shkraba)
Gangguan kesehatan mental, diakui Andi bukan penyakit yang mudah disembuhkan. Butuh proses panjang untuk membuat penderitanya kembali sehat. Selain pengobatan secara medis, dukungan keluarga menjadi kunci utama kesembuhan.
"Sebagain besar pasien memutuskan berhenti di tengah jalan karena tak mendapat dukungan dari orang tua," ungkap dia.
Bahkan, tak jarang mereka yang menderita gangguan kesehatan mental juga mendapat stigma dari teman atau lingkungan. Ini yang membuat mereka biasanya memilih berhenti menjalani pengobatan.
"Bahkan ada orangtua yang juga terpapar stigma ini," ujarnya.
Stigma soal pasien dengan gangguan kesehatan mental biasanya dianggap gila, cari perhatian.
"Ada juga yang takut ketergantungan terhadap obat. Padahal ini tidak benar," tegas dia.
Dirinya juga menekankan kepada orang tua agar menjadi teman bercerita anak. Jangan sampai orangtua hanya mengawasi pertumbuhan anak, tapi tidak dengan perkembangan anak.
"Orang tua mesti menjadikan rumah tempat paling aman dan nyaman. Jangan sampai anak justru merasa nyaman bersama orang lain dan tempat lain," kata dia.
Di sisi lain, Andi juga berpesan agar para remaja lebih banyak menghabiskan waktu dan tenaga untuk hal-hal positif, sebagai salah satu cara agar meminimalisasi resiko terkena gangguan kesehatan mental.
"Usia remaja ini energinya berlebih. Jadi saran saya maksimalkan waktu untuk kegiatan positif," pesan dia.