Kantor Dinas Kesehatan PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)
“Kami tetap siaga meskipun tahun ini belum ada penderita malaria yang dinyatakan meninggal akibat penyakit ini sepeti tahun lalu. Upaya kami yang sudah kami lakukan untuk menekan jumlah kasus ini adalah dengan mengadakan pelatihan bagi kader-kader kesehatan khusus malaria, yang mampu menjangkau wilayah-wilayah rawan malaria. Kami juga menggelar kegiatan penyuluhan dan pencegahan kepada warga dan pekerja perkebunan untuk menggunakan kelambu,” sebut Ponco.
Untuk diketahui, tambahnya, pemberian bantuan berupa pembagian kelambu kepada masyarakat di daerah rawan malaria hingga kini terus berjalan. Bahkan PPU memperolehnya bantuan dari The Global Fund. Kali ini ada 15 ribu kelambu berinsektisida yang dibagikan secara gratis.
“Kelambu itu telah diberikan ke Puskesmas Sotek sebanyak 4.500 lembar jumlah ini terbanyak diberikan ke daerah tersebut, kemudian Puskesmas Sepaku I mendapat 2.650 lembar, Puskesmas Sepaku III dapat 3.950 lembar, Puskesmas Semoi II 600 lembar dan jumlah yang sama untuk Puskesmas Mentawir. Sementara sisanya sekitar 2 ribu lembar diberikan kesejumlah warga di beberapa perusahan,” imbuhnya.
Selain kelambu berinsektisida, jelasnya, ada juga bantuan kelambu dari program kelambu rutin khusus ibu hamil (bumil) sebanyak 1.000 lembar, kelambu ini diberikan agar dalam persalinan tidak terjadi kelainan, sebab bumil terkena malaria rentan menulari anakdalam kandungannya, maka mereka ini jadi perioritas pihaknya.
“Penyakit karena infeksi malaria tidak menular secara langsung dari orang ke orang serta tidak langsung terjadi dalam satu kali gigitan nyamuk. Penularan bisa terjadi jika ada kontak dengan darah penderita. Seperti ibu hamil menularkan kepada anak dalam kandungannya,” pungkasnya.