Geopark Meratus Resmi Sandang Status UNESCO Global Geopark

Banjarbaru, IDN Times - Kabar membanggakan datang dari Kalimantan Selatan. Geopark Meratus resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp) dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 yang berlangsung di Paris, Prancis, 2-17 April 2025. Bersama Geopark Kebumen dari Jawa Tengah, Geopark Meratus kini masuk dalam daftar situs geologi dunia yang diakui UNESCO.
Ketua Harian Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya atas pencapaian bersejarah ini.
"Geopark Meratus akhirnya resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark. Ini jadi kebanggaan besar bagi masyarakat Kalimantan Selatan,” ujar Hanifah yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Hubungan Antar Lembaga.
1. Daftar geopark di Indonesia

Penetapan Geopark Meratus dan Geopark Kebumen menambah daftar panjang geopark Indonesia yang mendunia.
Saat ini, total ada 12 kawasan yang menyandang status UNESCO Global Geopark, di antaranya Geopark Batur, Belitong, Ciletuh, Gunung Sewu, Ijen, Maros Pangkep, Merangin Jambi, Raja Ampat, Rinjani Lombok, Kaldera Toba, Kebumen, dan Meratus.
2. Geopark Meratus: Geopark pertama di Kalimantan dengan 54 situs geowisata

Geopark Meratus menjadi geopark pertama di Kalimantan yang berhasil menembus daftar UGGp. Mengusung tema “Jiwanya Borneo,” kawasan ini membentang di wilayah seluas 3.645,01 kilometer persegi, meliputi enam kabupaten/kota: Banjarbaru, Banjarmasin, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Barito Kuala, dan Banjar.
Geopark Meratus punya 54 situs yang tersebar di empat rute perjalanan - Utara, Timur, Selatan, dan Barat - yang dirancang untuk dieksplorasi selama lima hari. Selain panorama geologi, wisatawan juga bisa menyaksikan keunikan budaya dua suku asli Kalimantan Selatan, yakni Suku Banjar dan Dayak Meratus.
3. Magnet pariwisata lokal

Hanifah optimistis status UGGp akan membawa angin segar bagi dunia pariwisata Kalimantan Selatan. Apalagi, pengakuan dari UNESCO membuka akses Geopark Meratus ke jejaring pariwisata global.
“Dengan penetapan ini, peluang untuk memajukan pariwisata di Banua makin terbuka lebar. Tentu perlu persiapan matang supaya kawasan ini bisa menyambut wisatawan dunia,” ungkapnya.
Selain itu, Hanifah juga menyoroti manfaat ekonomi bagi warga sekitar. Ia berharap, geliat pariwisata yang ramah lingkungan bisa berjalan beriringan dengan pelestarian budaya dan alam.
“Ekonomi masyarakat di sekitar Geopark Meratus bisa meningkat, tapi tetap harus diiringi dengan menjaga budaya dan kelestarian lingkungan sebagai pondasi pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.
4. Peran Badan Pengelola Geopark Meratus

Tak lupa, Hanifah mengapresiasi peran Badan Pengelola Geopark Meratus dan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam perjalanan panjang kawasan ini, sejak ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada 12 Februari 2019 hingga kini diakui dunia sebagai UGGp.
Penetapan ini merupakan hasil persetujuan dari 58 negara anggota Dewan Eksekutif UNESCO, yang juga menyepakati 16 geopark baru dalam sidang yang digelar September dan Desember 2024 lalu.
Artikel ini dilaporkan Hendra, kontributor IDN Times di Banjarbaru.