Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Kaltim
Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud (Harum) bersama Wakil Gubernur Seno Aji, Bupati Paser Fahmi Fadli, dan Wakil Bupati Ikhwan Antasari meninjau operasional tambang Kideco

Samarinda, IDN Times – Perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) hingga kini masih bergantung pada eksploitasi sumber daya alam tak terbarukan, terutama minyak, gas, dan batu bara. Bahkan, 60 persen produksi batu bara nasional berasal dari provinsi ini.

1. Pertambangan harus sesuai aturan

Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud memberikan keterangan kepada wartawan terkait kemungkinan penyusutan transfer ke daerah dari pusat. (IDN Times/Erik Alfian)

Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud (Harum), menegaskan bahwa aktivitas pertambangan harus dikelola sesuai aturan dan mampu memberikan manfaat signifikan bagi pembangunan daerah.

“Kalau ada tambang, maka harus ada kemajuan. Persoalan muncul kalau kerusakan ada di mana-mana, tapi tidak ada kemajuan,” ujar Harum dalam akun Instagram Pemprov Kaltim, Rabu (1/10/2025).

2. Ancaman kerusakan lingkungan akibat tambang

Aktivitas tambang ilegal yang ditindak Polda Banten (Dok. Polda Banten)

Gubernur Harum yang menyelesaikan pendidikan S1, S2, dan S3 di Kaltim ini menegaskan, seberapa besar pun hasil tambang tidak akan mampu menutup kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.

“Orientasi saya sumber daya alam dan lingkungan,” ucapnya.

3. Memberikan dampak kemajuan bagi masyarakat

PT Berau Coal mendampingi komunitas adat terpencil Suku Dayak Punan Basap menghasilkan madu berkualitas dengan kemasan yang menarik. Foto Berau Coal

Ia mengingatkan agar bisnis pertambangan tidak hanya meninggalkan jejak kerusakan, melainkan juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Perusahaan tambang, lanjutnya, bisa berkontribusi lewat pembangunan infrastruktur jalan, penyediaan air baku dari void tambang, hingga mendukung sektor pertanian, perikanan, pendidikan, dan sosial.

Beberapa perusahaan tambang yang sudah melakukan langkah tersebut antara lain PT Indominco Mandiri di Bontang, PT KPC di Kutai Timur, dan PT Berau Coal di Berau.

Editorial Team