Heboh Indikasi Cacar Monyet di Sintang, Ini Penjelasan Dokter

04 Des 2024, 19:00 WIB

Suasana di RSUD Ade M Djoen Sintang. (IDN Times/istimewa).

Pontianak, IDN Times - Warga Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), dihebohkan dengan kabar seorang pasien yang diduga menderita cacar monyet. Pasien berinisial B ini mengalami bintil-bintil di sekujur tubuhnya dan kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade M Djoen Sintang.

Foto pasien tersebut beredar luas di media sosial, memicu kekhawatiran masyarakat setempat. Meski masih berstatus dugaan, pihak rumah sakit telah mengambil langkah cepat dengan mengirimkan sampel medis ke laboratorium di Jakarta untuk memastikan diagnosis.

1. Pemeriksaan pasien ini sejak bulan November

Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang Ridwan Tony Hasiholan Pane. (IDN Times/istimewa).

Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Tony Hasiholan Pane, menjelaskan bahwa pasien sudah beberapa kali memeriksakan diri ke rumah sakit sejak November.

“Pasien ini bukan kasus baru. Ia sudah pernah dirawat di poli sebelumnya,” ungkap Ridwan, Rabu (4/12/2024).

Ridwan menambahkan bahwa pasien saat ini masih berstatus suspek cacar monyet. “Dalam penegakan diagnosa, dokter memerlukan pemeriksaan penunjang dan pengamatan lebih lanjut. Hasil pastinya akan kita dapatkan dari laboratorium,” jelasnya.

2. Dokter menduga bukan cacar monyet

Dokter yang menangani pasien. (IDN Times/istimewa).

Dokter spesialis kulit yang menangani pasien, Dina Theresa Damayanti Hutabarat, menyampaikan bahwa identifikasi awal menunjukkan pasien lebih mungkin menderita moluscum contagiosum atau bintil kulit.

“Berdasarkan keilmuan saya, kondisi seperti ini memang memerlukan isolasi karena sifatnya menular. Dari pemeriksaan patologi anatomi, ditemukan gambaran khas penyakit moluscum contagiosum,” ujar Dina.

3. Pasien tak ada riwayat tercakar binatang

Suasana di RSUD Ade M Djoen Sintang. (IDN Times/istimewa).

Ia juga menegaskan bahwa gejala pasien tidak mengarah ke cacar monyet. “Jika itu cacar monyet, biasanya ada riwayat kontak dengan hewan primata atau paparan darah binatang. Dalam kasus ini, pasien tidak memiliki riwayat semacam itu, termasuk konsumsi daging yang berpotensi menjadi sumber penularan,” katanya.

Meski demikian, pihak rumah sakit tetap menunggu hasil laboratorium untuk memastikan diagnosis. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang belum terbukti kebenarannya.