Sejumlah perawat honorer yang tergabung Salam Forum Tenaga Kesehatan Honorer Jateng menggelar deklarasi tuntutan kepada Komisi IX DPR RI. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Dalam banyak kesempatan, Gubernur Kaltim Isran Noor mengaku akan mempertahankan keberadaan tenaga honorer di lingkungan pemerintahannya. Ia menilai keberadaan tenaga honorer masih sangat dibutuhkan dalam menjalankan roda pemerintahan.
“Bukan persoalan Kalimantan Timur sanggup atau daerah lain tidak sanggup. Tapi ini soal keberadaan tenaga-tenaga non-ASN itu memang sangat diperlukan oleh daerah. Saya kira di daerah lain juga sama,” kata Isran dalam akun Instagram Pemprov Kaltim, Senin (16/1/2023).
Pertanyaannya, jika Kaltim sanggup membayar gaji tenaga honor pemerintah, lantas bagaimana dengan daerah lain di Indonesia. Gubernur menjawab ini bukan soal sanggup atau tidak sanggup, tapi soal kebutuhan. Gubernur hanya bertanya mengapa kebijakan yang dimunculkan pemerintah adalah penghapusan.
Seperti tenaga honor guru, tenaga kesehatan, penyuluh pertanian dan lain-lain. Apalagi, tidak sedikit dari mereka juga bertugas di pedalaman-pedalaman. Ia mencontohkan di SDN Desa Karang Soka, Jawa Tengah. Di mana jumlah guru di sana ketika ia datang hanya 10 orang dan hanya 3 orang yang berstatus ASN. Selebihnya non-ASN dengan gaji Rp300 ribu per bulan dan mereka bisa bekerja dengan baik.