Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi luka bakar (freepik.com/eyeem)
ilustrasi luka bakar (freepik.com/eyeem)

Balikpapan, IDN Times - Luka karena minyak panas bisa terjadi kapan aja—lagi asyik masak, goreng ayam, atau bahkan cuma numpang buka tutup wajan. Meski sering dianggap sepele, luka bakar seperti ini bisa cukup serius kalau gak ditangani dengan benar. Sayangnya, masih banyak orang yang justru melakukan langkah keliru dan bikin lukanya makin parah.

Padahal, penanganan pertama itu krusial banget! Salah-salah, bisa bikin kulit iritasi, infeksi, sampai ninggalin bekas luka permanen. Yuk, simak lima kesalahan paling umum (dan harus banget kamu hindari!) saat mengobati luka akibat minyak panas, dilansir dari Healthline:

1. Mengoleskan pasta gigi atau mentega

ilustrasi pasta gigi (pexels.com/tima)

Pernah dengar saran untuk pakai pasta gigi atau mentega biar luka cepat sembuh? Itu mitos banget, guys. Pasta gigi dan mentega bukannya bikin adem, tapi justru bisa bikin iritasi makin parah. Kandungan kimia kayak fluoride di pasta gigi itu keras banget buat kulit yang terbakar.

Mentega juga bisa "ngunci" panas di dalam kulit, bikin luka makin dalam. Gak ada bukti medis yang mendukung penggunaan bahan-bahan ini, jadi mending langsung coret dari daftar pertolongan pertama, ya!

2. Membersihkan luka dengan es batu

ilustrasi batu es (pexels.com/pixabay)

Mendinginkan luka memang penting, tetapi menggunakan es batu langsung ke kulit adalah langkah yang salah. Suhu es yang terlalu dingin dapat merusak jaringan kulit lebih lanjut dan menyebabkan vasokonstriksi ekstrem, yaitu penyempitan pembuluh darah yang justru menghambat proses penyembuhan alami tubuh. Alih-alih membantu, hal ini malah bisa memperburuk luka bakar.

Air es atau air dengan suhu terlalu dingin juga sebaiknya dihindari. Cara terbaik untuk menenangkan luka adalah membilasnya di bawah air mengalir yang sejuk (bukan dingin) selama 10-15 menit. Ini akan membantu menurunkan suhu kulit secara perlahan dan mencegah kerusakan lebih dalam. Penggunaan suhu ekstrem tidak pernah disarankan dalam pertolongan pertama pada luka bakar.

3. Mengelupas luka yang belum mengering

ilustrasi luka bakar (freepik.com/eyeem)

Lepuhan itu bukan musuh, malah pelindung alami kulit yang luka. Tapi karena bentuknya "mengganggu pemandangan", banyak orang tergoda buat memecahkannya. Padahal itu bisa bikin luka jadi gerbang masuknya kuman dan infeksi.

Kalau blister-nya belum pecah, biarkan saja. Kalau sudah terlanjur pecah, bersihkan dengan air bersih, tutup dengan kasa steril, dan pastikan tetap higienis.

4. Menggunakan alkohol

ilustrasi antiseptik (freepik.com/eyeem)

Kamu mungkin mikir, “Biar steril, kasih alkohol aja deh.” Tapi kenyataannya, alkohol justru bisa bikin kulit makin perih dan memperparah kerusakan jaringan. Sama halnya dengan yodium atau hydrogen peroxide yang terlalu pekat.

Untuk luka bakar, perlakuannya harus lembut. Cukup cuci pakai air mengalir dan sabun ringan. Kalau lukanya cukup parah, lebih baik langsung konsultasi ke dokter.

5. Tidak membersihkannya terlebih dahulu

ilustrasi kain kasa (freepik.com/eyeem)

Menutup luka memang penting buat mencegah kuman masuk, tapi pastikan kamu udah bersihin dulu luka dan sisa minyaknya. Kalau nggak, kamu justru “mengawetkan” kuman di dalam balutan.

Cara yang benar: siram luka dengan air dingin mengalir selama beberapa menit, keringkan pelan-pelan, baru deh dibalut dengan kasa steril. Hindari kapas biasa, karena bisa nempel dan susah dilepas.

Luka bakar karena minyak panas memang sering terjadi, tapi bukan berarti bisa ditangani sembarangan. Hindari mitos yang menyesatkan dan fokus pada penanganan yang aman. Ingat, kulit kamu berharga—jangan biarkan luka kecil berubah jadi masalah besar karena kesalahan sepele.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team