Ilustrasi tongkang mengangkut batu bara (IDN Times/Yuda Almerio)
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, perlambatan ekonomi global memang berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Kaltim.
Meskipun demikian, tahun ini ekonomi Kaltim diprediksi tumbuh 3 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 2018 yang mencapai 2,6 persen. Dia tak menampik hingga saat ini perekonomian di Kaltim sangat ditopang sektor pertambangan batu bara serta minyak dan gas (migas).
"Harga jual batu bara memang mengalami tren penurunan. Namun tetap saja ekspor hasil pertambangan begitu kuat mendominasi," kata Tutuk dalam keterangan persnya Selasa (3/9) di kantor BI Kaltim, Jalan Gajah Mada.
Lebih lanjut, kata Tutuk, penurunan ekspor batu bara tersebut disebabkan oleh kebijakan Pemerintah Tiongkok yang mulai menerapkan restriksi atau pembatasan impor per Juli 2019. “Langkah itu diambil untuk mendukung penjualan batu bara domestik Tiongkok yang mulai kehilangan pamor karena harga di pasar internasional kian menurun,” ungkapnya.