Pengurus Kelenteng Thien Le Kong, Samarinda, saat membersihkan perangkat kelenteng (IDN Times/Yuda Almerio)
Sementara itu, Rohaniawan Kelenteng Thien Ie Kong, Supardi Gunawan berharap Tahun Baru Imlek ini membawa kedamaian. Tak ada pertengkaran antara pemimpin dan persoalan Samarinda bisa diatasi dengan baik.
Dragono Halim dalam Perantau Tiongkok dan Kontribusinya Membangun Kota Samarinda (2015) di laman undas.co menyebut tak dapat dimungkiri, perkembangan Kota Samarinda dari yang awalnya hanya wilayah pinggiran sampai menjadi Ibu Kota provinsi ini tak lepas dari kontribusi warga Tionghoa, bersama-sama warga lain. Baik yang suku asli Indonesia (Kutai, Bugis, Banjar, Jawa, dan sebagainya), termasuk para pendatang Arab maupun India.
Karena itu, dulu ada kawasan Kampung Arab, Kampung India, termasuk Kampung China yang saat ini sudah menjadi kawasan Pasar Pagi. Jangan bayangkan Pasar Pagi seperti yang kita lihat sekarang, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Gajah Mada masih terhubung, langsung berbatasan dengan Sungai Mahakam yang sudah ramai disinggahi kapal-kapal besar.
“Geliat ekonomi masyarakat di daerah tersebut mampu membesar,” pungkasnya.