Gelombang kedua keracunan massal MBG di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (24/9/2025) (Istimewa)
Di Jawa Barat, ribuan warga dilaporkan mengalami keracunan massal setelah menyantap makanan dari program tersebut.
Data Persatuan Purnabakti Pendidik Indonesia (P3I) Jawa Barat mencatat, sedikitnya ada 20 kasus keracunan di lebih dari sepuluh kabupaten/kota, dengan total korban mencapai 5.000–6.000 orang. Korban berasal dari berbagai kelompok penerima, mulai dari murid PAUD hingga SMA/SMK dan ibu menyusui.
Wilayah yang terdampak antara lain Kabupaten Bandung Barat, Bogor, Garut, Sumedang, Cianjur, Tasikmalaya, Sukabumi, serta Kota Bandung, Cimahi, dan Cirebon. Kasus terbaru juga ditemukan di Kota Banjar dan Kabupaten Kuningan.
Kasus paling parah terjadi di Kabupaten Bandung Barat (KBB), tepatnya di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, pada 22–25 September 2025. Pemerintah daerah pun menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Hingga dilaporkan terdapat korban jiwa meninggal, siswi SMKN Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat inisial BR (17) pada Selasa (30/9/2025).
Penyebab kematian korban diduga setelah mengonsumsi menu MBG di sekolahnya.
Pantauan IDN Times di lapangan menunjukkan, ambulans terus berdatangan ke RSUD Cililin dan Posko Penanganan Keracunan MBG di Cipongkor. Para korban terdiri dari siswa PAUD hingga SMA, guru, dan ibu menyusui.
Para korban menunjukkan gejala beragam, mulai dari mual, pusing, nyeri ulu hati, hingga kejang-kejang.
Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar, total korban di dua kecamatan mencapai 1.315 orang, seluruhnya sudah dinyatakan sembuh.
Kasus keracunan massal ini diduga berasal dari tiga dapur SPPG, yakni SPPG Neglasari, Cipongkor, dan SPPG Cihampelas. Dua di antaranya dikelola oleh yayasan yang sama. Pihak BGN di Jawa Barat mengakui adanya keteledoran yang menyebabkan keracunan.
Tak hanya soal keracunan, dapur MBG di Cipatat, Bandung Barat, juga jadi sorotan setelah beredar video yang memperlihatkan proses pencucian ompreng menggunakan air keruh dan tidak mengalir.
Dalam video itu, petugas terlihat hanya mencelupkan wadah makan ke ember air kotor lalu menumpuknya kembali tanpa bilasan. Operasional dapur MBG ini sudah ditutup karena dianggap melanggar standar kebersihan.
Seperti halnya kasus di daerah lain, dapur MBG di Jabar banyak yang belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Dari 2.027 dapur SPPG dengan 6,6 juta penerima manfaat, sebagian besar belum memenuhi standar tersebut.
“Hanya sebagian kecil yang sudah punya sertifikat higienitas. Ini jadi pekerjaan besar,” kata Herman, pejabat BGN.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat merespons dengan membentuk Satgas Pengawasan MBG dan menandatangani MoU bersama BGN di Bale Pakuan Pajajaran, Kota Bogor, pada Senin (29/9/2025).
Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa guru tidak boleh lagi dijadikan pencicip makanan MBG. Peran itu akan digantikan oleh tim khusus yang memeriksa bahan, proses memasak, dan kualitas makanan sebelum dikirim ke sekolah.
Selain itu, Pemprov juga akan membentuk lembaga aduan di tiap kabupaten/kota agar siswa dan guru bisa melapor jika menemukan masalah dalam kualitas atau porsi makanan MBG. Dedi juga mengingatkan agar penyedia dapur tidak mengurangi nilai paket makanan senilai Rp10.000 per porsi.
“Kalau nilai makanan dikurangi, bisa kena sanksi administratif hingga pidana. Itu sudah masuk dugaan korupsi,” tegasnya.