Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi. Pemakaman Jenazah COVID-19 (Dok. Kemensos)

Samarinda, IDN Times – Pasien perempuan 48 tahun di Paser dikebumikan tanpa protokol COVID-19. Tindakan itu diambil karena hasil non-reaktif dua kali dari rapid test. Padahal pasien ini masuk RSUD Panglima Sebaya, Paser dengan keluhan sesak napas pada 16 Juni 2020.

Namun sebelum pasien meninggal dunia, tenaga medis sempat mengambil sampel swab untuk tes polymerase chain reaction (PCR).

"Pasien meninggal dunia pada 18 Juni 2020, hasil swab positif COVID-19 keluar 23 Juni 2020. Pasien dikubur tanpa protokol kesehatan,” kata Amir Faisol, juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID -19 Kabupaten Paser saat dikonfirmasi pada Kamis (25/6) sore.

1. Tim gugus tugas menelusuri tiga lokasi yang pernah kontak erat dengan pasien

Ilustrasi swab test. Dok.Kementerian BUMN

Enggan kecolongan, setelah mengetahui pasien ternyata positif corona tim gugus tugas langsung menelusuri atau tracing di tiga tempat. 

"Ketiga lokasi ini diketahui punya riwayat kontak erat dengan pasien ini," ujarnya.

2. Sampel swab diambil dari pihak keluarga, tempat kerja hingga rumah sakit

Ilustrasi swab test. (Dok.Kementerian BUMN)

Lokasi pertama dari keluarga, kedua petugas medis di RSUD Panglima Sebaya yang sempat merawat pasien kemudian terakhir adalah Pasar Tradisional Paser tempat pasien bekerja.

"Kami sudah ambil semua sampel swabnya, terutama yang punya riwayat kontak erat," imbuhnya.

3. Sebanyak 230 sampel swab diambil, 80 spesimen sudah dikirim ke Samarinda

RS PHC, anak perusahaan Pelindo 1, sudah memiliki laboratorium PCR untuk menguji sampel swab tenggorok. (dok Humas Pelindo 1)

Terpisah, pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Panglima Sebaya, dr Nurdiana mengaku sudah menelusuri petugas medis yang pernah kontak dengan pasien. Sebanyak 230 sampel swab diambil untuk tes PCR. Sebanyak 80 sampel dikirim ke Samarinda. Lainnya segera menyusul.

"Detail 230 sampel swab ini merupakan perawat, bagian cleaning service hingga yang satu kamar dengan pasien (meninggal) ini," pungkasnya.

Editorial Team