unsplash.com/Vlad Tchompalov
Kekhawatiran akan perpindahan ibu kota ini juga dirasakan oleh Natasya Maswan, beauty influencer Samarinda. Menurut dia, warga asli Kaltim nantinya bisa tersisih dengan para pendatang.
“Saya tahu bahwa proses ini akan berlangsung lama dan bertahap. Tetapi saya khawatir nantinya budaya Kaltim akan memudar karena masyarakatnya belum siap. Bisa saja terjadi gegar budaya dan bertindak norak,” kata dia.
Taman hutan raya (Tahura) Bukit Soeharto menjadi lokasi pilihan jika ibu kota pindah ke Kaltim. Hal ini menimbulkan kontra karena ketakutan masyarakat akan kerusakan lingkungan yang semakin parah nantinya.
Seperti diketahui, lubang tambang yang masih banyak menganga di daerah Kutai Kartanegara dan Samarinda, serta penggunaan lahan untuk kebun sawit belum teratasi dengan matang.
Jika Tahura Bukit Soeharto nantinya akan dipangkas demi pemindahan ibukota, ada risiko kehilangan sumber kekayaan alam yang hijau, penyegar udara dan tempat tinggal satwa.
“Yang saya tahu, Tahura di bawah wewenang pemerintah. Mereka yang memiliki keputusan penuh untuk membuka kawasan hutan dan lainnya. Nah, apakah mereka bisa menjamin kawasan hutan tidak rusak? Sebagai millennial, saya prihatin kalau ternyata mereka belum punya perencanaan matang dan tidak bertanggung jawab di kemudian hari,” tutur Natasya,