Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kasus Pembunuhan Warga Muara Kate Masih Misteri

Nyaris dua bulan berlalu, polisi belum juga mengungkap kasus pembunuhan di Muara Kate, Kabupaten Paser, Kaltim. Polisi terkendala minimnya saksi dan bukti. (Dok. Istimewa)

Balikpapan, IDN Times - Misteri pembunuhan sadis terhadap Russel (60), warga Dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, masih belum terungkap meski hampir dua bulan berlalu. Minimnya saksi dan alat bukti menjadi hambatan utama polisi dalam menyelesaikan kasus yang terjadi pada Jumat, 15 November 2024 itu.

Warga setempat berharap kasus ini segera tuntas agar dalang di balik penyerangan berdarah tersebut dapat ditangkap dan diadili.

Sebagai pengingat, peristiwa mengenaskan ini terjadi saat warga Dusun Muara Kate tengah terlelap. Orang tak dikenal (OTK) menyerang secara brutal, menewaskan Russel dengan luka sayatan di leher. Korban lainnya, Ansouka (55), berhasil selamat meski mengalami luka serupa.

1. Polisi periksa perwakilan PT MCM, vendor hingga ormas

Polisi mengaku sudah memerika PT MCM, vendor, ormas hingga warga yang diduga punya keterkaitan dengan pembunuhan Russel. (Dok. Istimewa)

Kasat Reskrim Polres Paser Ajun Komisaris Pol Helmi Saputro menjelaskan, pihaknya terus berupaya mengungkap kasus ini meski menghadapi banyak kendala. Pemeriksaan saksi, termasuk korban selamat, belum memberikan petunjuk berarti.

"Kami sudah memeriksa saksi di luar keluarga korban, tetapi belum ada informasi signifikan. Dari delapan orang yang berada di lokasi saat kejadian, tak ada satu pun yang melihat pelaku," katanya. 

Polisi juga telah memeriksa pihak terkait, termasuk empat perwakilan dari PT MCM dan beberapa vendor truk yang beroperasi di kawasan tersebut. Dugaan awal mengarah pada pihak yang merasa dirugikan akibat penolakan warga terhadap aktivitas hauling perusahaan itu.

“Kami mendalami keterlibatan pihak-pihak ini, tetapi sejauh ini belum ada bukti kuat yang mengarah pada pelaku,” ujar Helmi.

2. CCTV diperiksa, sebagian besar rusak

Ada 10 CCTV yang sudah diperiksa polisi, sayang sebagian besar CCTV tidak berfungsi. (Dok. Istimewa)

Upaya mengungkap kasus ini juga terkendala rusaknya kamera pengawas di sekitar lokasi. Dari 10 CCTV yang diperiksa dengan radius tiga kilometer, sebagian besar tidak aktif atau tidak merekam area relevan.

"Harapan kami untuk merekam aktivitas mencurigakan di sekitar lokasi pupus karena CCTV tidak aktif atau mengarah ke rumah warga, bukan ke jalan," beber Helmi.

Isu bahwa pelaku adalah eksekutor terlatih juga mencuat. Minimnya jejak yang ditinggalkan pelaku memicu spekulasi ini. "Belum ada kesimpulan bahwa pelaku adalah orang terlatih. Penyidikan masih berlangsung," tegasnya.

3. Eksekutor diduga orang terlatih

Ilustrasi pembunuhan. (Dok. Istimewa)

Untuk melindungi korban selamat, polisi telah mengajukan permohonan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Langkah ini diambil demi memastikan keselamatan Ansouka selama proses penyelidikan berlangsung.

Helmi juga menegaskan bahwa kepolisian tetap netral dan tidak memiliki kepentingan dengan pihak perusahaan. "Kami hanya memastikan keamanan masyarakat dan kegiatan yang sesuai aturan," katanya.

4. Bantah ada kepentingan polisi dengan PT MCM

Kasatreskrim Polres Paser juga membantah adanya dugaan kepentingan polisi dalam kasus ini. (Dok. Istimewa)

Helmi memastikan kepolisian tidak memiliki kepentingan apapun dengan PT MCM. Hal ini bisa dibuktikan dengan memeriksa langsung ke pihak perusahaan. Kepentingan utama kepolisian adalah memastikan bahwa kegiatan hauling berjalan sesuai dengan aturan dan masyarakat tetap aman.

"Kami sudah melakukan upaya pelarangan terhadap kegiatan yang tidak sesuai aturan. Kami bekerja sama dengan bupati, dinas terkait, dan DPRD untuk menekan pihak terkait agar kegiatan ini tidak dilanjutkan," urai dia.

Kasat Reskrim juga menyampaikan bahwa meskipun ada beberapa upaya pelarangan, termasuk melalui rapat-rapat dengan DPRD dan sosialisasi, penindakan belum dapat dilakukan secara langsung karena terbatasnya kewenangan terkait jalan provinsi.

5. Kasus dimonitor Kompolnas

Kompolnas. (Dok. Istimewa)

Kasat Reskrim Polres Paser menyampaikan bahwa penyidikan akan terus dievaluasi secara rutin.

“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kepala desa dan Kompolnas, untuk memastikan kasus ini segera terungkap. Kami juga meminta masyarakat yang memiliki informasi untuk melapor demi membantu penyelidikan,” tutupnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erik Alfian
SG Wibisono
Erik Alfian
EditorErik Alfian
Follow Us