Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Lokasi yang akan dikembangkan menjadi ibu kota negara di kawasan Sepaku, Penajam Paser Utara (IDN Times/Mela Hapsari)

Samarinda, IDN Times - Dari menara Bukit Sudharmono, Penajam Paser Utara (PPU) akan terlihat titik nol calon lokasi Ibu Kota Negara (IKN) baru. Letaknya bukan di kawasan perbukitan namun di lahan yang landai. Lokasinya akan berada di seberang lokasi tower. Saat ini lahan untuk pembangunan kawasan inti ibu kota negara masih lahan kelapa sawit dan hutan tanaman industri.

Meski demikian, ada tantangan membangun sistem transportasi di area yang merupakan perbukitan. Bijaknya adalah memanfaatkan akses perairan Teluk Balikpapan untuk logistik, mobilitas dan wisata. Demikian dikatakan, pengamat transportasi, Djoko Setijowarno dalam keterangan pers yang diterima IDN Times pada Senin (11/11). 

Akademisi dari Universitas Katolik Soegijapranata itu menerangkan, 3 November 2019 lalu dirinya turut dalam rombongan  Tim Balitbang Kementerian Perhubungan menuju lokasi Ibu Kota Negara IKN Baru, PPU.

Setidaknya, kata dia, bisa memberikan gambaran sistem transportasi yang akan disiapkan nantinya. "Baik sebelum masa pembangunan maupun setelah terwujud IKN baru," terangnya.

1. Tata guna lahan dan transportasi perkotaan diatur dengan intelligent transport system

Ilustrasi skema transportasi (Dok. Kementerian PUPR)

Dia menerangkan, bila memanfaatkan jalur perairan kombinasi dengan jalan raya dari Balikpapan memerlukan sekitar 1 jam sudah bisa tiba di IKN baru. Sedangkan dengan jalan dua lajur (jalan provinsi) sekitar 2,5 jam – 3 jam melewati KM 38 Samboja.

Sayangnya, kondisi jalan sebagian rusak dan dalam tahap perbaikan. Kendaraan roda jamak lalu-lalang mengangkut kendaraan alat berat. Sepanjang jalan ada beberapa desa yang dihuni para transmigran yang berasal dari Pulau Jawa dengan kondisi perekonomiannya sudah cukup sejahtera.

Konsep urban transportation yang ditawarkan Balitbang Perhubungan adalah compact city yang bisa memangkas lama perjalanan, pilihannya ialah transportasi umum, MRT dengan circular line kombinasi underground, terjangkau untuk semua kelompok masyarakat.

Nantinya kendaraan pribadi tak akan banyak sebab konsep kota mendorong orang berjalan kaki dan bersepeda, dengan fasilitas yang people friendly. Tak hanya itu ada pula pemisahan antara arus pejalan kaki dan unmotorized vehicle.

"Dengan kata lain tata guna lahan dan transportasi perkotaan diatur dengan Intelligent Transport System (ITS)," terangnya.

 

2. Menutup dermaga, jika Teluk Balikpapan digunakan sebagai akses transportasi menuju IKN baru

Editorial Team

Tonton lebih seru di