Banjir di Bengkuring, Samarinda Utara, yang hingga saat ini masih melanda permukiman warga. (IDN Times/Yuda Almerio)
Pendapat lain diberikan Denny Pangemanan. Selama lima tahun ini pembangunan memang terlihat di Samarinda, namun harusnya bisa lebih masif lagi sebab ibu kota baru segera berpindah. Kota Tepian bakal jadi peyangga itu sebab harus berbenah. Paling tidak, persoalan banjir bisa diminimalisasi. Jangan sampai saat hujan warga justru waswas karena bakal dapat genangan. Karenanya pemimpin lima tahun mendatang harus lebih visioner dan kerja nyata.
“Visi dan misi saja tak cukup untuk memenangkan hati warga. Setidaknya ketika menjabat posisi strategis penataan kota memang diberikan kepada yang berkompeten,” harapnya.
Pesoalan banjir di Samarinda bukan hal baru. Ryan Butarbutar yang juga lahir dan besar di Kota Tepian sudah merasakan. Ketika hujan berjam-jam, petaka banjir pasti jadi jaminan. Kondisi tersebut buat dirinya jenuh, sebab selama lima tahun ini persoalan tersebut belum bisa dituntaskan. Masalah lainnya adalah jalan. Kawasan simpang empat sempaja misalnya, hingga kini belum juga tuntas disemenisasi. Padahal banyak truk lewat tiap hari.
“Kalau bisa, tempat wisata juga ditambah. Biar warga ini tak stres juga kerja terus,” imbuhnya.