Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Demo yang dilakukan ormas di PPU ketika menuntut Edy Mulyadi (IDN Times/Ervan)

Penajam, IDN Times - Kemarahan masyarakat di Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) makin meluas menyusul penghinaan dilakukan Edy Mulyadi. Bekas calon legislatif PKS yang menyebutkan PPU sebagai tempat "jin buang anak". 

Warga terdiri ratusan masyarakat adat dari berbagai paguyuban suku dan organisasi masyarakat (ormas) ini mendesak Polri segera menangkap Edy Mulyadi cs atas penghinaan itu.

Masyarakat PPU merasa terhina dan sakit hati dengan pernyataan ini. 

“Kami minta Bapak Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk menangkap Edy Mulyadi beserta teman-temannya karena omongannya yakni di Kaltim khususnya PPU tempat jin buang anak dan tempat genderuwo,  membuat kami terhina dan sakit hati,” kata Ketua Lembaga Adat Paser (LAP) PPU Musa dalam orasinya di Gerbang Madani Penajam, Rabu (26/1/2022). 

1. Kami sangat mendukung IKN di PPU apabila ada yang mengganggu kami lawan

Ilustrasi Demo ormas di PPU (IDN Times/Ervan)

Hari ini, katanya, jumlah massa yang dikerahkan belum sepenuhnya diturunkan. Apabila Edy Mulyadi tidak segera ditangkap, maka aksi serupa kembali dilaksanakan dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi. 

“Apabila Kapolri tidak segera menangkap yang bersangkutan, jangan salahkan kami jika kami yang datang ke Jakarta untuk menangkap Edy Mulyadi sendiri. Kami sangat mendukung IKN di PPU apabila ada yang mengganggu kami lawan,” tegasnya.   

Selain itu, tambah Musa, masyarakat di PPU ini bukan hanya masyarakat Paser, Dayak, Banjar saja, tetapi banyak lagi dari suku lain. Jadi apa yang dikatakan monyet itu ditujukan untuk semua suku, karena mereka semua merupakan bagian masyarakat daerah dan telah lama hidup di Kaltim.

2. Masyarakat Jawa di PPU sudah merasa Kalimantan kampung halaman sendiri sehingga wajib dibela

Editorial Team

Tonton lebih seru di